TABANAN, BALIPOST.com – Meski sudah sempat dibahas dalam rapat kerja bersama dengan jajaran Komisi IV DPRD Tabanan, rencana pembelajaran tatap muka (PTM) di awal tahun 2021 sampai saat ini belum ada keputusan. Salah satu faktornya lantaran kasus COVID-19 masih cukup tinggi dengan status Tabanan yang zona merah.
Rencananya, Dinas Pendidikan Tabanan Minggu depan akan menggelar rapat bersama dengan Sekda Tabanan, Satgas Covid-19 Tabanan dan kalangan legislatif untuk memutuskan hal tersebut. “Jadi memang belum ada keputusan, kita masih merancang rumusan kebijakan jika pemerintah daerah berlakukan pembelajaran tatap muka. Minggu depan baru ada keputusan, apa bisa diberlakukan atau tidak,” beber Kepala Dinas Pendidikan Tabanan, I Nyoman Putra, Rabu (23/12).
Diterangkannya, dalam rapat tersebut nantinya akan disampaikan seluruh kesiapan dan kendala yang dihadapi. Termasuk ketidakmaksimalan trans serasi jika pembelajaran tatap muka digelar. Sebab tahun 2021 trans serasi hanya dianggarkan Rp 3,5 miliar dibandingkan tahun 2020 mencapai Rp 17 miliar lebih.
“Nanti semua itu kami akan sampaikan, kami juga masih harus berkoordinasi dengan orang tua siswa agar mereka mau menjemput anaknya, ini sebagai salah satu cara mencegah penyebaran Covid-19 dibandingkan menumpang di trans serasi. “tegas Nyoman Putra.
Sementara itu Ketua Komisi IV DPRD Tabanan I Gusti Komang Wastana juga mengatakan, rapat bersama dengan Dinas Pendidikan, Satgas Covid-19 Tabanan termasuk OPD terkait akan kembali digelar dalam waktu dekat untuk memastikan keputusan pembelajaran tatap muka. “Saat ini memang belum ada keputusan, tanggal 28 Desember rencananya kami gelar rapat lagi,” jelasnya.
Dan terkait dengan anggaran trans serasi di tahun 2021 yang berkurang dan menyebabkan mempengaruhi jumlah layanan, menurut Wastana harus dikoordinasikan dengan baik kepada orang tua siswa. Sedangkan di sisi lain jika layanan trans serasi maksimal tentu harus ada pengawasan ketat dalam mobil untuk hindari kerumunan.
“Harapan saya jika nanti pembelajaran tatap muka dilakukan, orang tua nanti mau menjemput anaknya, sebab untuk mencegah penyebaran virus harus orang tua harus ikut berperan tak hanya dibebankan ke pemerintah saja,” pungkasnya. (Puspawati/Balipost)