DENPASAR, BALIPOST.com – Pandemi COVID-19 masih berlangsung di Indonesia. Sudah 9 bulan, Indonesia berkutat menanggulangi pandemi ini.
Jumlah korban jiwa dan warga yang tertular COVID-19 terus bertambah setiap harinya. Upaya dalam meminimalkan penyebaran virus ini lewat penerapan protokol kesehatan 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak menghindari kerumunan) ternyata makin menurun.
Kondisi ini dipaparkan Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Doni Monardo dalam “Outlook 2021: Wajah Indonesia Setelah Pandemi” yang disiarkan di kanal YouTube BNPB Indonesia, Kamis (24/12), dipantau dari Denpasar. Ia menilai penurunan kedisiplinan ini sekaligus menjadi faktor masih bertambahnya kasus aktif COVID-19 di Tanah Air.
Dibeberkannya, tingkat kedisiplinan masyararakat terhadap protokol kesehatan menggunakan masker, berangsur-angsur menurun sejak awal November lalu. “Tingkat disiplin masyarakat di hampir semua daerah mengalami penurunan. Pada awal minggu pertama November, tingkat akumulasi per minggu berada di kisaran 86,17 persen. Kemudian per minggu mengalami penurunan,” jelasnya.
Tak hanya itu, data menunjukkan tingkat disiplin dalam menjaga jarak menghindari kerumumunan juga turut mengalami penurunan. Puncaknya, pada 22 November, di angka 53,57 persen. “Awal atau 1 November angka kepatuhan itu 81,87 persen. Kemudian 8 November 80,62 persen, lantas 15 November 80,15 persen. Puncak penurunan ini berada pada tanggal 22 November yaitu 53,57 persen. Itu berada pada titik terendah,” jelas Doni.
Dalam hal ini, Doni mengakui bahwa pemerintah tidak dapat bekerja sendirian dalam rangka memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Tanah Air. Khususnya dalam memberikan edukasi dan mengajak masyarakat agar tetap disiplin terhadap protokol kesehatan.
Menurutnya, perlu ada peran dari berbagai komponen terutama tokoh-tokoh non formal di setiap daerah, sehingga imbauan dan ajakan untuk disiplin protokol kesehatan dapat diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian, perlu ada kolaborasi dan perlu ada gerakan yang masif di seluruh daerah dan melibatkan seluruh komponen. Terutama tokoh-tokoh non formal yang bisa memberikan efek pengaruh langsung kepada masyarakat,” tegas Doni.
Kuncinya Disiplin Prokes
Dalam kesempatan tersebut, Doni mengatakan kunci utama mencegah penularan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 hanya dengan disiplin protokol kesehatan 3M. Ia yakin apabila hal itu dapat diterapkan dengan baik, penularan dapat dicegah dan angka kasus dapat diturunkan.
“Kalau kita sungguh-sungguh ingin mengurangi kasus ya kuncinya cuma satu. Disiplin. Tidak ada yang lain. Disiplin patuh kepada protokol kesehatan,” tegas Doni.
Adapun disiplin protokol kesehatan 3M menjadi penting, sebab cara penularan COVID-19 adalah melalui aeorosol yang kemudian masuk melalui hidung dan mulut manusia. Apabila seseorang tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak, maka berpotensi tertular dan menulari orang lain.
“Cara menularnya lewat aerosol. Artinya ketika orang tidak menggunakan masker tidak menjaga jarak maka proses transmisinya akan sangat cepat,” ungkap Doni.
Sehingga dalam hal ini, kunci memutus penularan COVID-19 adalah dengan disiplin protokol kesehatan yang dilakukan secara bersama-sama. “Seorang yang disiplin tidak menjamin dia tidak terpapar COVID-19 kalau dia tidak bisa mengajak orang di sekitarnya pun untuk disiplin,” jelas Doni.
“Tidak bisa sendirian. Harus bersama-sama. Tantangannya ke depan, bagaimana kita secara kolektif bisa mengajak seluruh orang yang ada di sekitar kita patuh kepada protokol kesehatan,” imbuhnya. (Diah Dewi/balipost)