TABANAN, BALIPOST.com – Layanan perpustakaan daerah, Dinas Perpustakaan dan Arsip kabupaten Tabanan di masa pandemi masih tetap buka seperti biasa. Selain mengedepankan protokol kesehatan, upaya mencegah penyebaran Covid-19 juga dilakukan dengan penyemprotan disinfektan pada koleksi buku tiap satu bulan sekali.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Tabanan, I Wayan Kotio saat dikonfirmasi Minggu (27/12) menjelaskan, upaya pencegahan penyebaran Covid-19 tidak hanya dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat baik bagi pengunjung maupun petugas. Namun juga dilakukan dengan sterilisasi buku di perpustakaan, dengan melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala. “Sterilisasi buku di perpustakaan, kami lakukan berkala secara manual sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19, ketika buku selesai dipinjam, atau dibaca oleh pengunjung,” terangnya.
Lanjut dikatakan, di masa pandemi Covid-19 ini, pembersihan dengan melakukan penyemprotan selalu dijadwalkan. Karena selain kebersihan harus lebih dijaga, juga agar pengunjung tetap aman dan nyaman saat membaca buku koleksi perpustakaan tersebut, lantaran buku kerap berpindah tangan. Penyemprotan tidak hanya dilakukan pada bagian rak buku tetapi juga dilakukan pada bagian lain misalnya meja atau bangku tempat duduk pengunjung. “Tidak hanya koleksi buku, di bagian arsip dan di seluruh bagian ruang pelayanan di kantor juga disemprot disinfektan,” ucapnya.
Terkait dengan jumlah kunjungan ke Perpustakaan Daerah, Kotio mengatakan, rata-rata dalam sehari setidaknya ada 5 sampai 10 orang, dan lebih banyak mahasiswa yang mencari bahan untuk perkualiahan ataupun penyiapan skripsi, termasuk juga masyarakat umum yang sekedar mendapatkan wifi gratis untuk mencari informasi yang mereka perlukan. “Tiap hari kunjungan ada saja, karena selain koleksi buku kami juga sediakan wifi gratis dan adapula laptop/computer yang bisa mereka gunakan untuk tugas mereka,” terangnya.
Jika untuk layanan perpusatakaan di kantor pusat masih tetap dibuka selama masa pandemi, maka untuk pelayanan perpustakaan keliling yang merupakan bagian dari program meningkatkan minat baca untuk sementara ditiadakan. Selain karena sekolah belum memberlakukan pembelajaran tatap muka, layanan untuk di lapangan juga ditiadakan untuk mencegah adanya kerumunan. “Untuk program perpustakaan digital juga masih jalan terus, hanya saja koleksi buku belum bisa ditambah lantaran anggaran, kita jalan dulu dengan program yang ada,” pungkasnya. (Puspawati/Balipost)