TABANAN, BALIPOST.com – Desa Adat Bedha, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan kini memiliki icon atau ciri khas Patung Kebo Iwa setinggi 21,45 meter, untuk mengingat perjalanan Patih Kebo Iwa di desa setempat. Patung seberat 20 ton tersebut baru berhasil terpasang, Sabtu (26/12) menggunakan alat berat crane.
Undagi Patung Kebo Iwa, I Ketut Sudiarta mengatakan, pemasangan patung sempat terkendala alat berat, dimana rencana awal dipasang pada 19 Desember 2020, rupanya baru bisa dipasang Sabtu (26/12).
Untuk pemasangan patung pada Sabtu (26/12), lanjut kata undagi asal Banjar Katimemes, Desa Sudimara ini telah dimulai sejak pagi, dimana proses pengangkatan membutuhkan waktu hingga 1 jam. “Saat ini patung sudah berada di posisi, lanjut pengecoran kemungkinan rampung hari ini (kemarin),” imbuhnya.
Terkait patung Kebo Iwa, dipasang menghadap keselatan dengan konsep UIuwatu. Ini atas petunjuk Ratu Begawan yang sejak awal turut mengawal pembuatan patung. Dan posisi tangan patung menunjuk ke barat atau menunjuk kerajaan Majapahit saat memberikan petunjuk pada prajuritnya. Dan ujung keris menghadap ke Gunung Agung dan punggungnya menghadap ke Gunung Batukau.
“Menghadap ke Uluwatu karena disana Patih Kebo Iwo banyak mendapat penganugrahan dalam menghadap invasi Kerajaan Mahapahit,” terangnya.
Dan, nantinya bangunan dibawah patung akan dilengkapi cerita keberadaan Patih Kebo Iwa selama berada di Bedha. Dimana juga direncanakan akan dibangun diorama 800 prajurit Patih Kebo Iwa. Patung Kebo Iwa sendiri dibuat mulai bulan Agustus dengan dibantu oleh 30 orang. Dengan bahan utama sama dengan bahan patung pada umumnya yakni beton. Yang membedakan, yakni menggunakan metode digital yang dikombinasi dengan metode manual. “Metode digital ini adalah metode baru supaya akurasi pembuat terjamin dibandingkan metode biasa,” katanya.
Dengan keberadaan patung ini berharap kedepan bisa menjadi ikon minimal di desa dan menjadi representasi dari karya seorang seniman. “Paling tidak nilai-nilai Kebo Iwa bisa diteladani generasi muda. Beliau adalah seorang Yogi, sakti mandraguna, seorang undagi dan yang terpenting tulus dalam melindungi umat,” harap Ketut Sudiarta.
Sementara itu, Bendesa Adat Bedha I Nyoman Surata mengatakan, Patung Kebo Iwa ini digagas Ketua DPRD Provinis Bali I Nyoman Adi Wiryatama dan Ketua DPRD Tabanan I Made Dirga dengan tujuan memperingati napak tilas perjalanan Patih Kebo Iwa memperjuangkan mempertahankan pantai selatan. “Patung Kebo Iwa dipasang untuk bisa mengingatkan akan sejarah bagaimana perjalanan Patih Kebo Iwa di Bedha sehingga bisa meneladani nilai-nilai dari Yasa Kerti atau pengabdian Beliau di Tabanan,” terangnya.
Menurutnya zaman dulu di Pura Puseh Pura Bedha di Desa Bongan, Kecamatan Tabanan terdapat Bale Agung yang sangat panjang yang konon dulu merupakan tempat tidur dari Patih Kebo Iwa. Tempat tidur Patih Kebo Iwa ini dipercaya memiliki panjang 500 meter yang dimulai dari batas timur Bale Agung yang ada sekarang hingga ke barat melewati Sungai Yeh Empas yang ditandai dengan penemuan bekas pilar. “Jadi diarel ini Patung Patih Kebo Iwa dipasang,” jelasnya. (Puspawati/Balipost)