DENPASAR, BALIPOST.com – Laju pengangguran di Bali mengalami peningkatan yang tajam dari 1,57 persen menjadi 5,63 persen. Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Hanif Yahya, kondisi ini dipicu pertumbuhan triwulan III yang turun sangat tajam -12,28 persen karena sektor andalan Bali yaitu pariwisata terpuruk.
Selain itu, ekspor produk pertanian dan kerajinan ke luar negeri nyatanya tidak memberikan hasil menggembirakan yaitu tumbuh minus 59 persen. Dibeberkannya, jumlah pengangguran di Bali yang pada Agustus 2019 mencapai 1,57 persen menjadi 5,63 persen pada Agustus 2020.
Bahkan, data menunjukkan dari 2018 sampai 2020, tingkat pengangguran dengan jenjang pendidikan D-1, D-2, D-3 meningkat tajam dari 2,57 persen menjadi 13,15 persen. ‘’Pada Agustus 2020, pengangguran didominasi pada pendidikan D-1, D-2, D-3,’’ katanya, belum lama ini.
Hanif Yahya menegaskan, Bali tidak bisa mengandalkan satu sektor yaitu pariwisata saja. Namun, harus ada sektor lain seperti sektor pertanian yang wajib digarap optimal agar bisa menjadi tulang punggung ekonomi Bali selain pariwisata. “Sektor pertanian pada triwulan III 2020 menjadi pertumbuhan yang paling tinggi sejak tahun 2014. Ini menjadi suatu peluang masyarakat Bali untuk mengembangkan potensi pertanian itu,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho menyampaikan optimismenya dengan melihat indikator yang meningkat. Kedatangan vaksin sangat penting menjadi game changer untuk pemulihan ekonomi. ‘’Tapi, prediksinya pada kuarter I 2021 masih kontraksi, kuarter II sudah mulai meningkat, kuarter III meningkat, dan terus naik,’’ bebernya.
Trisno Nugroho menambahkan, masyarakat juga masih mampu memenuhi kebutuhannya terutama kebutuhan primer karena harga-harga barang masih terkendali. Inflasi 2020 diprediksi hanya 0,6 persen sampai 1,5 persen, meskipun sebelumnya sempat terjadi deflasi, penurunan harga barang beberapa bulan di Bali.
Dikatakan, pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan 4,5 persen sampai 5,5 persen bisa terwujud jika vaksin berjalan dengan lancar, tingkat kepercayaan traveler meningkat. Pemulihan ekonomi global dan pasar wisatawan mancanegara juga membaik terlihat dari pergerakan ekonomi negara-negara tersebut. ‘’Itulah sebabnya Gubernur Bali meningkatkan syarat-syarat untuk datang ke Bali dalam rangka untuk meningkatkan confidence level traveler ke Bali,’’ tegasnya.
Menurut Trisno Nugroho, yang bisa dilakukan tahun 2021 dalam jangka pendek adalah fokus pada wisatawan domestik sambil menunggu persiapan Pemerintah Provinsi Bali dan Kementerian agar wisatawan mancanegara bisa masuk ke Indonesia. Karena menurut UNWTO, kontribusi turis domestik sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi.
Seperti China dan Australia kini tengah menggarap wisatawan domestik. Pemerintah melalui APBN dan APBD juga menggenjot anggarannya di awal tahun 2021 selain juga anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 tetap berjalan untuk memulihkan ekonomi. (Citta Maya/balipost)