Sejumlah undangan mendengarkan pemaparan Kampung Mandiri di Desa Bongkasa Pertiwi, Badung, Senin (28/12). (BP/Eka)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Sejak pertama digulirkan Juni 2018, kampung mandiri di Desa Bongkasa Pertiwi, Abiansemal, Badung terus mengalami perkembangan yang positif. Itu terlihat dari capaian-capaian yang telah diperolehnya saat penyampaian evaluasi program di Sky Swing Bali, Bongkasa Pertiwi, Senin (28/12).

Dari evaluasi tersebut, program kampung mandiri ini akan dikembangkan lagi menjadi desa mandiri. Stake Holder Ralation Manager Aqua Mambal, Nyoman Arsana menerangkan kampung mandiri ini adalah program kerjasama dari perusahaan Aqua Mambal yang melibatkan Bumdes di Desa Bongkasa Pertiwi dan pihak pemerintahan di Kabupaten Badung.

Baca juga:  Tanpa Pariwisata, Ekonomi Bali Masih Bisa Bergerak

Dalam kampung mandiri, ada beberapa hal yang diterapkan. Seperti penerapan energi terbarukan, pelestarian keanekaragaman hayati (kehati), pertanian sehat, dan akses air bersih. Dari empat pilar itu, diharapkan ada dampak positif terhadap wisata yang ada di Desa Bongkasa Pertiwi ini.

“Harapan kita kedepannya adalah, apa yang kita lakukan ini, yang merupakan sebuah kebaikan dari Aqua itu mempunyai dampak positif kepada Desa Bongkasa Pertiwi,” terang Arsana.

Baca juga:  Januari 2020, Penumpang Pesawat Terlayani di Bandara Ngurah Rai Capai 2 Jutaan Orang

Ditambahkannya, keterlibatan Aqua Mambal di kampung mandiri ini merupakan bentuk komitmen perusahaan untuk sukses di ekonomi dan sosial. Ini berarti, Aqua Mambal tidak semata-mata hanya ingin mendapatkan keuntungan, tetapi juga ingin memajukan masyarakat disekitar perusahaan.

Sementara itu, Sekretaris Desa Bongkasa Pertiwi, I Gusti Agung Gede Wiadnyana menjelaskan pandangan kedepan desanya untuk mencapai mayarakat desa yang sehat, sejahtera, maju berlandaskan Tri Hita Karana. Visi ini sejalan dengan yang dilakukan Aqua Mambal untuk membentuk kampung mandiri.

Baca juga:  Penyidik Fokus Evaluasi Kesehatan Putri Candrawathi

Mandiri dalam penyediaan air bersih, pangan, energi, pengelolaan sampah, dan mandiri pengelolaan wisata. Jadi target mandiri ini yang diharapkan dapat terwujud.

Bahkan telah terbentuk kelompok yang mendaur ulang sampah menjadi kerajinan, dan sampah organik dimanfaatkan kembali warga. Selanjutnya mandiri dalam pengelolaan wisata. Targetnya ada atraksi wisata menjadi wisata alternatif yang dikelola desa. Juga mampu menciptakan wisata yang berkualitas internasional. (Eka Adhiyasa/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *