SEMARAPURA, BALIPOST.com – Pengerjaan Pelabuhan Bias Munjul, di Pulau Ceningan, Desa Lembongan, Nusa Penida, akhirnya dapat direaliasasikan tahun ini. Pembangunannya ditandai dengan peletakan batu pertama (groundbreaking) oleh Gubernur Bali Wayan Koster, bersama Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI Budi Setiadi dan Bupati Klungkung Nyoman Suwirta, Selasa (29/12).
Pelabuhan ini akhirnya mampu menjawab harapan besar masyarakat terhadap keberadaan pelabuhan yang layak, nyaman dan aman. Usai peletakan batu pertama, Gubernur Koster menyampaikan sejak awal sangat tertarik dengan keberadaan gugusan pulau di Nusa Penida.
Wilayah ini memiliki nilai spiritual yang tinggi dan aktivitas masyarakat pun makin tinggi seiring majunya Nusa Penida karena pariwisata. Namun, di balik semua itu, permasalahannya juga cukup besar. Yakni, tidak adanya pelabuhan penyebrangan yang layak.
Gubernur Koster mengaku sangat prihatin melihat aktivitas masyarakat yang berjuang susah payah naik boat hanya untuk ke Nusa Penida. “Saya terispirasi saat nyeberang dari Sanur ke Nusa Penida tahun 2017, saya lihat langsung permasalahan masyarakat kita di sini. Naik boat cukup susah. Sampai angkat-angkat kain, basah-basahan. Belum lagi saat ada piodalan di Pura Dalem Ped. Apalagi, saat banyak yang berwisata ke Nusa Penida. Aktivitas krama Bali dan wisatawan ke Nusa Penida ini semakin tinggi. Sejak saat itu, saya ingin berbuat untuk Nusa Penida. Walaupun disini saya kalah waktu Pilgub lalu,” kata Gubernur Koster.
Itulah sebabnya, Gubernur Koster ingin mewujudkan Pelabuhan Segitiga Sanur, Nusa Gede (Sampalan) dan Bias Munjul di Ceningan. Ketika disampaikan kepada Presiden RI Joko Widodo, rupanya ide besarnya ini mendapat perhatian besar. Respons presiden antusias, sehingga dalam waktu setahun sudah bisa direalisasikan lewat Kementerian Perhubungan RI.
“Ini semua dibangun bukan karena saya kalah saat Pilgub di Klungkung, tetapi saya ingin menjawab kebutuhan masyarakat. Saya berusaha objektif melihat persoalan. Tidak mudah mewujudkan tiga pelabuhan sekaligus,” tegasnya.
Gubernur Koster berharap PT Nindya Karya agar mengerjakan proyek ini dengan maksimal dan tepat waktu. Agar dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu lama. Ikuti desainnya yang sudah sangat bagus, agar mencerminkan kearifan lokal masyarakat Nusa Penida, khususnya di Ceningan.
Sehingga pelabuhan ini menjadi ikon dari tempat ini. Gubernur Koster juga meminta agar pengerjaannya bermintra dengan orang lokal disana, yang betul-betul memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Demikian juga materialnya. Sehingga sejak dibangun sudah memberi manfaat bagi warga sekitar.
Pembangunan ini diharapkan selesai dalam setahun. Sehingga 2022 Pelabuhan Bias Munjul yang dikerjakan dari APBN Kementerian Perhubungan dengan nilai kontrak sekitar Rp 97,5 miliar ini, bisa segera dioperasikan. Mengenai seperti apa bentuk operatornya, nanti bisa dibahas lebih lanjut.
Asalkan pelabuhan dapat dikelola dengan maksimal. Dalam upaya membangun pusat-pusat perekonomian masyarakat ini. Kemudian memberi manfaat kesejahteraan untuk masyarakat. Nyaman, aman dan selamat untuk setiap aktivitas penyeberangan.
“Saya berharap masyarakat mendukung penuh pengerjaan pelabuhan ini. Masyarakat nanti akan disediakan tempat khusus untuk berjualan di sekitar pelabuhan. Sekaligus penataan tempat di sekitarnya. Sehingga pembangunannya tidak parsial, tetapi mampu bersinergi dengan masyarakat. Ada rasa kebersamaan,” tutup Gubernur Koster. (Bagiarta/balipost)