DENPASAR, BALIPOST.com – Selama tahun 2020, benar-benar pembinaan dan prestasi olahraga tak bisa maksimal. Maklum, olahraga senantiasa mengutamakan penjagaan kondisi fisik, stamina, pengembangan teknik, pengalaman bertanding, serta anggaran yang diperlukan. Kenyataannya, badai pandemi Covid-19 ini membuat program latihan atlet ala kadarnya, ditambah anggaran tersedot ke sektor penanggulangan virus corona.
Dampaknya, menurut Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi, atlet sekadar berlatih dan hampir sama sekali tidak ada kejuaraan maupun turnamen. “Selama pandemi covid-19 ini turnamen hanya dilaksanakan secara virtual, sementara latihan cabor bela diri yang mengandalkan kontak fisik dan bodi dilarang keras,” terang Suwandi.
Ia juga memaklumi kondisi demikian, mengingat wabah virus corona juga permasalahan virus berbahaya yang wajib diwaspadai dan ditangkal. “Saya kira atlet dituntut untuk rutin berlatih dan menjaga kebugaran tubuhnya. Disisi lain, mereka harus sangat mematuhi protokol kesehatan. Jadi, kami akui latihan tidak bisa maksimal, ditambah tidak bisa mengukur pencapaian prestasi selama berlatih,” tukas Suwandi.
Suwandi mencontohkan, selama pandemi covid-19 hampir tidak ada kejuaraan. Para atlet dilarang melakukan kontak bodi, sehingga praktis tidak bisa mengukur pencapaian prestasi hasil selama berlatih. “Bahkan, mereka juga sama sekali tidak bisa melakukan ajang uji coba atau try out,” ujar Suwandi. Kondisi seperti ini bisa dimaklumi karena hampir menyeluruh terjadi di berbagai provinsi.
Akan tetapi, dalam perkembangannya wabah virus corona di Pulau Dewata masih menjadi ancaman, sedangkan beberapa provinsi lain sudah berangsur-angsur mulai reda. Akibatnya, provinsi yang tingkat wabah virus coronanya rendah, atletnya bisa berlatih secara efektif. Apalagi, provinsi lain mengandalkan sektor seperti pertambangan dan pertanian, sehingga perekonomian mereka cepat pulih.
Dibandingkan Bali, kata Suwandi, bertumpu pada sektor pariwisata yang mengandalkan hotel dan restoran. “Saya kira saat ini perekonomian Bali benar-benar terpuruk dan morat-marit, sehingga susah untuk bangkit dan memerlukan waktu yang cukup lama guna memulihkan perekonomian,” ungkapnya.
Bagi provinsi yang wabah virus coronanya mereda, ditopang pertumbuhan ekonomi yang normal, para atletnya bisa berlatih kembali. Mereka start berlatih sebagai persiapan terjun ke arena PON Papua 2021. Sementara atlet Bali masih berkutat pada latihan, sebagaimana program yang diberikan pelatihnya. “Ya, atlet kami sekadar berlatih dan melaporkan kegiatan latihannya tanpa bisa mengukur target pencapaian prestasi, karena mereka tidak bisa bertanding,” jelas Suwandi.
Ia mengkhawatirkan, kondisi terus-menerus berlatih namun sama sekali tanpa bertanding. “Saya mengkhawatirkan berlatih melulu membosankan, sekaligus membuat jenuh atlet. Saya mengkhawatirkan segi mentalnya yang drop,” ungkap Suwandi. Oleh sebab itu, Suwandi tetap memberlakukan tes fisik berikut tes psikologi, guna menguji mental atlet.
Untuk itu, mulai 2021 pihaknya start melakukan pemusatan latihan, karena Kontingen Bali akan berjuang ke medan laga PON Papua 2021. “Saya kira kondisi apapun yang menimpa seluruh provinsi terhadap pandemi covid-19 ini, namun kami harus tetap fokus pada persiapan PON di Bumi Cendrawasih,” tegas Suwandi.
Berdasarkan catatan, selama 2020 ini sederet cabor mengadakan kejuaraan secara tatap muka langsung atau offline, seperti tim gateball Gianyar ikut Kejurnas di Lombok, turnamen petanque di Lapangan Debes Tabanan, serta kejuaraan tinju Piala Wali Kota Denpasar. Selain itu, atlet petanque Bali juga mengikuti kejuaraan secara virtual dari cabor petanque, kejuaraan karate di nomor kata (kerapian teknik), serta atlet PON cabor tembak Bali mengikuti event PB Perbakin, baik virtual maupun offline.
Pelatih tembak PON Bali Made Sugiantara mengemukakan, selama 2020 PB Perbakin menggelar delapan kejuaraan baik virtual maupun offline. Alhasil, tercatat enam petembak Bali dipanggil mengikuti seleknas SEA Games. Mereka yang dipanggil ikut seleknas adalah Kadek Rico Vergian Dinatha, Dewa Putu Yadi Suteja, Talitha Judith Almira, Lily Sulistya Dewi Tirthajaya, Sarah Ayu Tamaela dan Sherliya Christiani Firdaus.
Pelatih tembak PON Bali Made Sugiantara menyatakan, di antara seleknas nomor air pistol, mereka ini bercokol pada peringkat lima besar nasional. “Air pistol ini dibagi lagi dalam empat nomor. Mereka yang lolos Timnas SEA Games harus berada pada urutan tiga besar nasional. Saya kira peluang mereka cukup besar untuk masuk skuad Timnas,” papar pria yang akrab disapa Pak Rino ini.
Cara seleknas, mereka diturunkan pada berbagai event nasional selama 2021, kemudian dilihat dari skor berikut peringkatnya. Saat ini tiga petembak Bali sedang berlatih di Pelatnas atas biaya sendiri. Ketiganya yakni Savitri Mirzaila, Talitha dan Lily.
Pada bagian lain, atlet legendaris Bali yang langganan mengawinkan emas PON nomor lompat jauh dan jangkit, Maria Natalia Londa mengaku merasa jenuh, karena berlatih terus menerus selama pandemi covid-19 ini tanpa turun pada berbagai kejuaraan. “Saya bosan berlatih melulu tanpa mengikuti event, sehingga sulit untuk mengevaluasi penampilan maupun pencapaian prestasi,” tutur Maria yang sering menyabet emas pada SEA Games, bahkan pernah mendulang emas pada Asian Games. (Daniel Fajry/Balipost)