SINGARAJA, BALIPOST.com – Pembangunan gedung Pasar Banyuasri, di Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng tuntas 31 Desember 2020. Setelah gedung fisik pasar terbangun, pemerintah daerah mulai menyusun skema pengelolaan pasar terbesar kedua di Bali Utara itu. Jangka pendek, pemerintah tidak memasang target pendapatan dari pasar semi modern pertama di Den Bukit itu. Demikian dikatakan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana (PAS) dalam jumpa pers akhir tahun 2020 di rumah dinas Bupati Jalan Ngurah Rai, Singaraja Rabu (30/12).
Bupati mengatakan, secara garis besar skema pengelolaan Pasar Banyuasri dilakukan dengan dua konsep. Pertama tradisional market dan kedua tourism market. Kedua segmentasi pengelolaan ini diterapkan sejalan dengan perencanaan konstruksi gedung pasar yang mengusung konsep pasar semi modern. Untuk itu, penempatan pedagang yang akan berjualan diatur dengan zonasi. Di mana, ada zona los dan kios yang akan ditempati oleh pedagang dengan komoditas bahan pangan. Seperti beras, telur, daging, ikan, sayur, bumbu-bumbuan, dan komuditas pangan yang lain.
Sedangkan zona rumah toko (ruko) diperuntukan untuk menampung pedagang tekstil dan komuditas sejenisnya. “Kami sudah rancang zonasinya dan ini tidak boleh dilanggar,” katanya.
Sementara untuk memenuhi konsep pasar tourism market, Bupati menyebut ada zona pedagang untuk komoditas yang memiliki branding tertentu. Selain itu, di zona ini juga dipadukan dengan penjualan produk asli Buleleng seperti buah lokal atau kuliner asli dari Den Bukit. “Kami juga rencanakan ada zona yang memperpadukan antara produk yang branding dan lokal di daerah kita, sehingga ini akan menunjang konsep pengelolaan pasar sebagai daya tarik wisata baru,” jelasnya.
Di sisi lain, Bupati menyebut untuk jangka pendek setelah pasar resmi beroperasi pada awal tahun 2021 nanti, pihak Perusahaan Daerah (PD) Pasar Buleleng tidak dibebankan untuk mengejar target peningkatan pendapatan Pasar Banyuasri. Justru di awal pengoperasiannya, realisasi penerimaan pendapatan tidak ditarget. Sebaliknya, pada awal pengoperasian, pemerintah fokus untuk mempromosikan agar pasar menjadi ramai. “Untuk tahun-tahun awal tidak ada target pendapatan dulu, kami akan fokus bagaimana mempopulerkan pasar itu sehingga menjadi ramai. Ini penting karena tempat yang baru masih memerlukan penyesuaian dan kerja keras agar dikunjungi banyak orang,” jelasnya.
Selain mengatur penempatan pedagang dengan zonasi yang sudah ditetapkan, pemerintah juga merancang skema menyediakan lokasi berjualan bagi pedagang bermobil. Untuk menampung pedagang bermobil dan menghindari berjualan di pasar darurat (di sebalah barat Jembatan Banyuasri-red), pemerintah akan memanfaatkan ruas Jalan Samudra dari barat ke timur untuk menampung pedagang bermobil. Untuk menertibkan pedagang bermobil ini, PD Pasar diinstruksikan untuk mendata jumlah pedagang bermobil yang ada, sehingga bisa tertampung di lokasi yang akan disediakan. “Saya minta pedagang bermobil ini di data dulu, sehingga bisa ditampug di lokasi yang kita siapkan di Jalan Samudra dan setelah tempat itu beroperasi tidak ada lagi pedagang bermobil di tempat lain,” jelasnya. (Mudiarta/Balipost)