Seorang perawat memperlihatkan vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh Sinovac Biotech di RS Sao Lucas, Porto Alegre, Brasil. (BP/AFP)

PARIS, BALIPOST.com – Sebanyak 50 negara di seluruh dunia mulai menggelar vaksinasi COVID-19. Tepat sekitar setahun setelah wabah COVID-19 melanda.

China, sebagai negara pertama yang dilanda wabah ini di akhir Desember 2019 merupakan yang pertama melakukan vaksinasi. Negara itu bahkan tidak menunggu vaksin COVID-19 tersebut secara formal diotorisasi, tapi menyasar kelompok yang paling rentan.

Hingga saat ini, dikutip dari AFP, hampir 5 juta warga China divaksinasi. Beijing pada Kamis (31/12/2020), memberikan pemasaran “dengan kondisi tertentu” pada vaksin buatan Sinopharm yang memiliki persentase efikasi sebesar 79 persen melawan COVID-19.

Russia kemudian mengekor langkah China dalam vaksinasi pada 5 Desember 2020. Melakukan vaksinasi bagi kelompok yang memiliki risiko tinggi dengan menyuntikkan vaksin Sputnik V. Vaksin ini kemudian disetujui penggunaannya di Belarus dan Argentina. Keduanya melakukan vaksinasi pada Selasa (29/12/2020).

Baca juga:  Klaster Nakes di Abuan Kembali Tambah Kasus Positif COVID-19

Algeria akan melakukan vaksinasi pertamanya di Januari 2021.

Sementara itu, Inggris merupakan negara barat yang pertama melegalkan vaksin buatan Jerman-AS, Pfizer-BioNTech. Vaksinasi di negara itu dimulai pada 8 Desember 2020 dan hingga 27 Desember, jumlah warga tervaksinasi mencapai 950 ribu orang, sesuai dengan data resmi yang dirilis Kamis.

Inggris juga merupakan yang pertama pada Rabu (30/12/2020) menyetujui vaksin COVID-19 yang dikembangkan AstraZeneca dan Universitas Oxford. Vaksin ini akan digunakan pertama kali pada 4 Januari 2021.

Baca juga:  Transmisi Lokal Bertambah Lagi di Tabanan

Kanada dan Amerika Serikat mulai melalukan vaksinasi pada 14 Desember, Swiss melakukannya pada 23 Desember, Serbia 24 Desember, dan hampir seluruh anggota Uni Eropa melakukannya pada 27 Desember, Norwegia pada Minggu (3/1/2021), dan Islandia pada Selasa (5/1/2021). Seluruhnya menggunakan vaksin dari Pfizer-BioNTech.

AS dan Kanada juga menjadi dua negara pertama yang memberikan otorisasi vaksin yang dikembangkan Moderna, sebuah perusahaan farmasi asal AS. Vaksin ini akan mendapatkan persetujuan pada 6 Januari oleh Uni Eropa.

Sekitar 2,8 juta warga AS telah menerima suntikan mereka yang pertama. Sementara itu, di antara 27 negara Uni Eropa, Jerman sejauh ini merupakan yang terbanyak warganya sudah divaksinasi. Jumlahnya mencapai 130 ribu orang dalam 5 hari vaksinasi.

Baca juga:  Perempuan Ini Divisum, Diduga Ibu Bayi Perempuan di Teras Rumah Warga

Di Timur Tengah, Uni Emirat Arab menjadi yang pertama melakukan vaksinasi menggunakan vaksin Sinopharm pada 14 Desember 2020. Dubai memulai vaksinasi pada 23 Desember, menggunakan vaksin Pfizer-BioNTech.

Di Asia, Singapura meluncurkan kampanye vaksinasi pada Rabu dengan vaksin yang sama.

Sejumlah negara di Asia, memutuskan menunggu sebelum melakukan vaksinasi. Seperti India, Jepang, dan Taiwan yang rencananya akan memulai vaksinasi pada triwulan I 2021. Filipina dan Pakistan akan melakukannya di triwulan II 2021, sementara Afganistan dan Thailand akan mulai di pertengahan 2021. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *