Juru Bicara Penanganan COVID-19, dr. Reisa Broto Asmoro. (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Indonesia sudah 10 bulan dilanda pandemi COVID-19. Dilihat dari tambahan harian kasus COVID-19, belum ada tanda-tanda melandainya wabah ini.

Namun, dengan adanya vaksin COVID-19, harapan mengatasi pandemi mulai muncul. Untuk itu, pemerintah pun menargetkan mampu menghentikan pandemi COVID-19 ini segera.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, dr. Reisa Broto Asmoro, dalam keterangan pers yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (4/1), mengatakan strategi mengakhiri pandemi dengan melakukan 3M dan mendukung 3T. Ia mengakui tantangan dalam melaksanakan disiplin 3M besar sekali pada akhir tahun lalu.

“Meski kini tahun sudah berganti, tapi semangat kita dalam melaksanakan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan, serta mencuci tangan dengan rutin harus tetap sama. Bahkan lebih ketat, lebih disiplin lagi dari tahun sebelumnya,” ajaknya.

Baca juga:  Kemenkes Siapkan Langkah Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19

Ia mengatakan saat ini kasus aktif mencapai 110 ribuan. Ini artinya ribuan ruang ICU, alat bantu pernafasan ventilator, dan ribuan tenaga medis harus lebih panjang jam kerjanya. “Ingat lengah artinya bahaya besar, kendor artinya fatal. Kekurangdisiplinan sebagian orang telah meningkatkan risiko penularan lebih tinggi,” sebutnya.

Dari survei AC Nielsen dan Unicef, disebutkannya, budaya memakai masker di akhir tahun mengalami penurunan. Menjaga jarak menjadi lebih longgar. “Ada lagi kenyataan yang tidak enak, tindakan ceroboh kita membuat keluarga Indonesia semakin dalam bahaya,” sebutnya.

Baca juga:  Lonjakan Kasus COVID-19 Terjadi, Ho Chi Minh Lakukan Pembatasan Sosial

Reisa pun mengajak para tenaga kesehatan (nakes) yang akan divaksin pada tahap pertama untuk tetap berusaha yang terbaik dalam menangani pasien COVID-19. Tetap melakukan 3M dan mendukung dilaksanakannya 3T (tracing, testing, dan treatment).

Ia mengutarakan lebih dari 1.900 klaster yang ditemukan Kementerian Kesehatan. Untuk itu, ketika vaksin COVID-19 sudah ada pun, protokol kesehatan tidak boleh diabaikan.

Dari data Senin (4/1), tambahan kasus COVID-19 jumlahnya lebih sedikit dibandingkan pasien COVID-19 yang dilaporkan sembuh. Kasus baru mencapai 6.753 orang. Kumulatif kasus COVID-19 nasional saat ini mencapai 772.103 orang.

Baca juga:  Dalam Waktu Dekat, Presiden Sebut Kemungkinan Umumkan Berakhirnya Pandemi COVID-19

Sementara itu, jumlah pasien sembuh hari ini bertambah lebih banyak dari kasus baru. Tercatat 7.166 pasien sudah sembuh.

Kumulatif kasus sembuh saat ini mencapai 639.103 orang. Jika dipersentasekan dari jumlah kasus COVID-19 nasional, angkanya sebanyak 82,8 persen.

Untuk kasus meninggal, pada hari ini tercatat tambahan sebanyak 177 orang. Kumulatif kasus mencapai 22.911 orang (3,0 persen).

Sementara itu, kasus aktif sebanyak 110.089 orang (14,3 persen). Sedangkan suspek sebanyak 72.380 orang. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *