SINGARAJA, BALIPOST.com – Hujan deras melanda Desa Nagasepaha, Kecamatan Buleleng. Akibatnya, sebuah rumah semi permenen di desa itu tertimbun tanah longsor. Beruntung, pemilik rumah, Wayan Seket (63), selamat.
Bencana tanah longsor itu terjadi pada Rabu (6/1) malam. Sebelumnya, hujan deras melanda sejak sore hingga malam hari. Karena hujan deras itu, korban kemudian istirahat di ruang kamar rumahnya.
Saat asyik menonton televisi, tiba-tiba tanah terjal di belakang rumahnya longsor. Tanah perkebunan dengan ketinggian lebih dari 5 meter itu seketika menimbun hingga tembok kamar dari batako itu jebol.
Untungnya, korban yang saat itu seorang diri di dalam kamar dengan cepat keluar menyelematkan diri, sehingga tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Meski tidak ada korban jiwa, namun longsor masuk ke dalam ruang kamar dan menimbun pakaian dan perlengkapan rumah tangga milik korban.
Kejadian itu lantas dilaporkan kepada aparat desa setempat. Untuk membantu korban, aparat desa bersama tetangganya, Kamis (7/1) melaksanakan gotong royong. Gundukan tanah longsor itu dibersihkan menggunakan cangkul, sekop, dan peralatan lain.
Meskipun telah dibersihkan, namun ruang kamar tersebut tidak bisa ditinggali. Pasalnya temboknya sudah jebol dan perlengkapan rumah tangga juga sudah rusak dan tidak memungkinkan digunakan kembali. Atas kondisi ini, korban untuk sementara tinggal di rumah anaknya yang tidak jauh dari lokasi kejadian.
Perbekel Desa Nagasepaha, Kecamatan Buleleng Wayan Sumeken mengatakan, sejak musin hujan bencana tanah longsor baru sekali terjadi di wilayahnya. Dari kejadian ini, diperkirakan karena hujan deras menyebabkan tanah kebun di atas rumah korban tergerus dan menyebabkan longsor.
Selain itu, karena kondisi tanah yang lama mengering karena kemarau diduga ada rongga tanah dan dialiri air menjadi labil, sehingga dengan mudah longsor. Kebetulan sebelum kejadian hanya ada korban di kamar, tapi biasanya cucu dan keponakannya sering berada di kamar itu.
“Syukurnya saat kejadian, tidak ada korban jiwa, namun perlengkapan rumah tangga sudah tidak bisa diselamatkan karena tertimbun tanah,” katanya. (Mudiarta/balipost)