DENPASAR, BALIPOST.com – Satu-satunya atlet muaythai Bali yang lolos ke PON Papua, Luh Mas Sri Diana Wati, mematok target medali emas pada ajang PON di Papua, Oktober mendatang. Luh Sri turun di nomor seni perorangan (waikru) dan akan bersaing meladeni enam atlet dari provinsi lainnya.
Luh Sri, di Denpasar, Jumat (8/1) mengemukakan, pada ajang Pra PON dirinya turun di nomor tarung. Alhasil, dirinya gagal dikalahkan atlet Jateng, karena dalam kondisi cidera.
Akan tetapi, Luh Sri masih diberi kesempatan turun di nomor peragaan jurus dan kerapian teknik (seni). “Kenyataannya, saya berhasil merebut medali emas di ajang Pra PON,” ujar Luh Sri.
Luh Sri mengakui, untuk bertarung pada PON di Bumi Cendrawasih, bukanlah hal mudah dalam upaya menyabet emas. Pasalnya, atlet daerah lain juga patut diperhitungkan, seperti dari tuan rumah Papua, DKI, Sulut dan Jambi. “Saya kira persaingan akan ketat, namun saya tetap bertekad mendulang emas,” kata Luh Sri.
Luh Sri pernah dipanggil menghuni Pelatnas muaythai saat turun di nomor tarung atau laga. Dia pertama kali mengikuti Pelatnas pada 2017, guna persiapan berlaga pada kejuaraan internasional Isma, di Bangkok, Thailand. “Saya turun di kelas -44 kg dan belum meraih medali,” ucap Luh Sri.
Selanjutnya, Luh Sri kembali menghuni Pelatnas pada 2019. Ia pun turun di kelas -54 kg pada event yang sama, dan hasilnya merebut medali perunggu.
Sementara, pelatih muaythai PON Wayan Suwita menuturkan, peluang Luh Sri menyabet emas sangat terbuka. Alasannya, saat digelar Pra PON persaingan sudah mulai ketat, mengingat nomor waikru diikuti total 12 provinsi, sebab melibatkan dua wilayah yakni zona Barat dan Tengah. “Jadi, kami tinggal meladeni para juara dari wilayah Timur, sedangkan zona Barat dan Tengah kami sudah mengetahui kekuatan lawan,” sebut Suwita.
Yang membanggakan, kata Suwita, Bali satu-satunya meloloskan atlet di nomor seni, tanpa meloloskan atlet laga. Kendati Luh Sri tidak lagi menghuni Pelatnas, tetapi pelatih dari Thailand terus memantau perkembangan seni gerak yang diperagakan Luh Sri.
“Jadi, saya terus memberikan gerakan inovasi baru, dan rekamannya kami kirimkan ke pelatih di Thailand. Hal ini tentu sangat membanggakan, sebab menambah motivasi dan semangat juang bagi Luh Sri maupun saya,” papar Suwita.
Suwita pernah mengantarkan atlet vovinam saat SEA Games dan atlet seninya sukses mendulang medali emas. Karena itu, dirinya menunggu pemanggilan pelatih vovinam, mengingat SEA Games digelar di Vietnam pada November mendatang.
“Saya belum ada pemanggilan, tetapi logikanya vovinam dipertandingkan karena Vietnam tuan rumah SEA Games. Jika dipercaya menjadi pelatih, saya siap berikut atlet, baik seni maupun laga,” tuturnya. (Daniel Fajry/balipost)