BANGLI, BALIPOST.com – Bangli merupakan satu-satunya kabupaten di Bali yang memutuskan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) di awal 2021. Selain Bangli, 8 kabupaten/kota menunda PTM karena pertimbangan masih tingginya kasus COVID-19.
Namun, baru seminggu digelar, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bangli memutuskan menghentikan sementara pelaksanaan PTM. Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan PTM dihentikan sementara karena angka kasus COVID-19 meningkat.
Kepala Disdikpora Kabupaten Bangli I Nengah Sukarta mengaku telah mengeluarkan surat edaran (SE) tentang penyelenggaraan PTM di masa pandemi COVID-19. Sesuai SE tersebut, disebutkan bahwa kebijakan PTM yang sudah dimulai dari semester genap tahun ajaran 2020/2021 oleh Pemkab Bangli diberhentikan sementara sejak 11 Januari 2021 sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.
Dengan pemberhentian PTM, proses pembelajaran kembali dilaksanakan jarak jauh (daring). “Untuk persiapan pembelajaran daring kembali, saya rasa tidak ada masalah bagi sekolah,” kata Sukarta, Minggu (10/1).
Jelas Sukarta, ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan pihaknya menghentikan sementara PTM. Faktor pertama karena kasus COVID-19 meningkat. “Di Bangli sedang marak (kasus covid-19). Kebanyakan dari klaster keluarga. Kami khawatir ini akan berpengaruh terhadap sekolah,” ujarnya.
Pertimbangan kedua yang menyebabkan Disdikpora Bangli memutuskan menghentikan PTM karena adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di beberapa kabupaten/kota. Kata Sukarta, banyak guru-guru di Bangli yang selama ini tinggal di Badung dan Denpasar dan bolak-balik ke Bangli untuk mengajar.
“Jadi kami menghormati teman-teman guru di sana. Kami mendukung pelaksanaan pembatasan kegiatan masyarakat di kabupaten/kota lainnya agar kasus COVID-19 di Bali bisa segera terselesaikan,” jelasnya.
Mantan Kadis Sosial Kabupaten Bangli itu mengungkapkan, sebelum pihaknya memutuskan menghentikan sementara PTM, sejak beberapa hari lalu sejumlah sekolah telah lebih dulu menunda dan menghentikan PTM. Penyebabnya karena di lingkungan sekitar sekolah terdapat warga yang terkonfirmasi positif COVID-19.
“Hari Senin lalu ada 9 SD dan 2 SMP yang menunda PTM. Hari selasa, berlanjut ada satu sekolah tutup. Hari Rabu ada 2 sekolah tutup. Hari Jumat banyak yang tutup seperti SMP 1 Susut, SMP 1 Bangli, dan beberapa SD di Bangli. Jadi kalau ditotal semuanya ada sekitar 17 sekolah yang tutup,” jelasnya.
Dia menambahkan, meski mulai Senin (11/1) sekolah di Bangli kembali memberlakukan pembelajaran daring, pihaknya telah meminta pihak sekolah agar tetap melakukan sterilisasi di areal sekolah masing-masing. Sehingga ketika nantinya PTM kembali diberlakukan, pihaknya tidak perlu lagi mengkaji kesiapan sekolah. “Kapan PTM kembali dilaksanakan, nanti akan ada pemberitahuan lebih lanjut,” imbuhnya. (Dayu Swasrina/balipost)