BANGLI, BALIPOST.com – Ketersediaan bed atau tempat tidur isolasi (bed occupancy rate –BOR) di RSU Bangli untuk perawatan pasien COVID-19 masih terbilang aman. Meskipun belakangan terjadi peningkatan kasus COVID-19 di Kabupaten Bangli.
Direktur RSU Bangli dr. Nyoman Arsana dikonfirmasi Senin (11/1) menyebutkan pihaknya menyediakan 34 bed isolasi. Terdiri dari ruang isolasi utama untuk pasien yang hasil screningnya reaktif dan scor tinggi, ruang isolasi khusus untuk pasien yang hasil swabnya positif serta ruang isolasi perinatologi untuk bayi yang lahir dari ibu yang posiitf COVID-19.
Jumlah bed yang disediakan tersebut telah mengalami penambahan dari sebelumnya yang hanya 8 bed. “Awalnya kami hanya sediakan 8 bed. Kemudian saat bulan Agustus-September karena kasus meningkat bed ditambah jadi 34,” jelasnya.
Sementara itu dari 34 bed yang tersedia, per Senin kemarin terisi 10 pasien. Masing-masing di ruang isolasi khusus 4 orang, ruang isolasi utama 5 orang dan ruang isolasi perinatologi 1 orang. Dengan jumlah itu, dr. Arsana menyatakan ketersediaan bed di RSU Bangli masih cukup.
Diungkapkannya, sejak munculnya kasus covid-19 di Bangli 2020 lalu, belum pernah RSU Bangli sampai kekurangan bed. Pada bulan Agustus 2020 saat kasus melonjak ketersediaan bed sempat terisi hingga 70 persen. “Astungkara tidak sampai kekurangan. Karena yang terkonfirmasi positif kan dibagi, ada yang bergejala dan tidak. Astungkara yang bergejala jumlahnya sedikit,” ungkapnya.
Menurutnya saat ini tempat yang padat adalah hotel tempat karantina untuk perawatan pasien terkonfirmasi positif tanpa gejala.
Sementara itu disinggung terkait ada tidaknya penambahan bed sebagai upaya antisipasi bila terjadi lonjakan kasus, dokter asal Desa Songan, Kintamani itu mengaku belum ada rencana. Dalam upaya antisipasi lonjakan kasus pihaknya akan tetap standby.
Pihaknya akan koordinasi dengan gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 untuk lebih gencar melakukan promosi pencegahan COVID-19 di masyarakat. Menurutnya promosi dengan menghimbau masyarakat disiplin prokes merupakan langkah efektif mencegah melonjaknya kasus. (Dayu Swasrina/balipost)