Atlet PON sedang menjalani tes fisik. (BP/Ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Wabah virus corona belum juga mereda hingga Januari ini. Padahal, agenda hajatan multievent empat tahunan antarprovinsi se-Indonesia di Bumi Cendrawasih, sedianya dihelat pada Oktober 2020. Kenyataannya, pelaksanaan PON Papua ditunda hingga Oktober nanti dan belum ada penundaan jadwal lagi.

Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi, di Denpasar, Selasa (12/1) menerangkan, pihaknya berniat menggulirkan program Pelatda PON mulai Januari ini lebih diintensifkan lagi. Pasalnya, pelaksanaan PON sudah di depan mata dan tinggal 10 bulan. Akan tetapi, dalam perjalanannya khususnya wilayah Jawa dan Bali malah diberlakukan PSBB dan PPKM.

“Hal ini praktis kami tidak bisa berlatih secara intensif dan hasilnya tentu kurang maksimal,” sebut Suwandi. Diakuinya, dalam rapat virtual terakhir yang digelar KONI Pusat melibatkan KONI provinsi se-Indonesia, pada Oktober 2020 terungkap bahwa pelaksanaan PON tetap sesuai dengan jadwal, yakni pada 2-20 Oktober. “Kami merasakan atlet tidak bisa berlatih secara maksimal, dan prestasinya juga kurang menggembirakan,” ucap dia.

Baca juga:  5 Kasus Positif Terbaru COVID-19 di Bali, Lagi-lagi Didominasi "Imported Case"

Ia menjelaskan, akibat pemberlakuan PSBB untuk wilayah Jawa dan Bali, dampaknya para atlet PON Bali tidak bisa berlatih rutin, karena dilarang berkumpul atau membentuk kerumunan massa. Sementara, kontingen luar Jawa yang menjadi pesaing Bali, di ajang PON seperti tuan rumah Papua, Kaltim, Sumut dan Riau, tidak terkena pemberlakuan PSBB.

“Padahal, kami di Bali ini mengandalkan sektor pariwisata dan dari segi ekonomi makin terpuruk,” tuturnya. Oleh sebab itu, Suwandi menyarankan supaya menpora bersama instansi terkait menyikapi pelaksanaan PON, berikut mencarikan solusinya. “Saya juga tidak bisa membayangkan jika PSBB ini berlaku sampai dengan Mei, sementara atlet dituntut mengukir prestasi secara maksimal, sebab PON merupakan ajang prestasi sekaligus gengsi daerah,” paparnya.

Baca juga:  Petinju PON Perlu Lakukan “Sparring”

Bahkan, lanjut dia, pihaknya baru menerima surat agar KONI provinsi melengkapi persyaratan administrasi bagi atlet, ofisial, berikut pelatih yang dikirim ke PON Papua. “Saya baru menerima surat agar KONI daerah melengkapi administrasi bagi mereka yang masuk dalam kontingen Bali,” terangnya.

Suwandi sudah berupaya dengan memohon bantuan vaksin kepada Pemprov Bali. Namun, dirinya sadar bahwa pemberian vaksin untuk skala prioritas akan diberikan kepada tenaga kesehatan, TNI dan Polri, serta PNS yang bertugas melayani masyarakat. “Saya ingin situasinya secepatnya pulih dan normal, hingga atlet bisa berlatih leluasa dan hasilnya bisa mencapai prestasi puncak,” harap dia. Apalagi, KONI Bali sudah menjadwalkan tes fisik pada Februari. Akan tetapi, lagi-lagi rencana ini bisa terlaksana tergantung situasi pandemi covid-19 ke depannya. (Daniel Fajry/Balipost)

Baca juga:  Pengunaan Listrik di Wilayah Kuta Turun 35 persen
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *