SINGARAJA, BALIPOST.com – Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Buleleng meningkatkan rapid test antigen. Seperti pada Kamis (14/1), GTPP melaksanakan rapid test di Dusun Buyan, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada dan Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng.
Menurut Sekretaris GTPP COVID-19 Buleleng Drs. Gede Suyasa, M.Pd. alasan digelarnya rapid test di dua desa/kelurahan ini karena belakangan ini keduanya mengalami lonjakan kasus yang signifikan. Di Kelurahan Banyuning, ditemukan hingga 11 orang yang tertular COVID-19.
Bahkan, di wilayah ini ada 1 orang pasien meningal dunia pada lima hari yang lalu. Pasien ini adalah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang diketahui mengidap penyakit hipertensi dan hasil test swab PCR positif. GTPP menugaskan tim medis Puskemas Buleleng III melakukan rapid test antigen. Hasilnya, dari 10 warga yang mengikuti rapid test, 1 orang warga reaktif.
Di Dusun Buyan, juga mengalami lonjakan penularan COVID-19. Bahkan, sejak kasus melonjak, pihaknya sudah melakukan rapid test ke rumah-rumah warga. Sebanyak 104 warga di dusun ini sudah menjalani rapid test antigen.
Hasilnya, sebanyak 4 orang warga dinyatakan reaktif setelah mengikuti rapid test. “Untuk di dua wilayah (Banyuning dan Buyan) sudah kami tangani dengan melaksanakan rapid test antigen. Hasilnya, 4 orang di Buyan dan 1 di Banyuning reaktif setelah dirapid test antigen,” katanya.
Menurut Suyasa, khusus untuk warga yang hasil rapid test-nya reaktif akan dilanjutkan dengan swab PCR. Diperkirakan hasil test lanjutan itu sudah diketahui hasilnya pada Jumat (15/1).
Kalau Test Swab PCR positif, pihaknya kembali melakukan tracing untuk menekan penularan COVID-19 yang terjadi. “Tim masih bekerja melakukan Test Swab PCR dan seperti apa hasilnya akan kami sampaikan. Yang jelas kalau positif dari Swab PCR, maka tracing akan kami lakukan untuk menekan penularan kasusnya,” jelasnya.
Lurah Banyuning Nyoman Sutata mengatakan rapid test antigen ini dilakukan karena pihaknya khawatir jika tidak dilakukan pencegahan dengan baik akan menganggu kenyamanan warga lain. “Kami harap jujur. Kalau sakit silakan berobat ke puskemas dan itu gratis. Kami juga khawatir kalau tidak dilakukan deteksi dini, akan memicu persoalan serius di wilayah kami, sehingga rapid test ke rumah warga ini kami lalukan bersama tim medis dan aparat TNI-Polri,” katanya. (Mudiarta/balipost)