MAMUJU, BALIPOST.com – Gempabumi bermagnitudo 6,2 terjadi pada Jumat (15/1) dinihari di Majene. Kerusakannya tak hanya terjadi di Majene tapi juga Kabupaten Mamuju.
Ketua PHDI Kabupaten Mamuju, Wayan Buja yang juga korban dari gempa ini mengatakan bahwa puluhan KK Hindu terdampak bencana ini. Ia yang dikonfirmasi lewat pesan WhatsApp mengungkapkan ada 40 KK yang menjadi korban.
Beruntungnya tidak ada korban jiwa dari umat di sana. “Yang ada luka ringan dan bangunan rumah serta sanggah ada rusak sedang dan berat serta hancur,” katanya.
Disebutkannya sekarang mereka ada di pengungsian di beberapa tempat. “Pusat posko umat Hindu ada di Pura Agung Sthana Dewata di utama mandala,” jelasnya.
Gempa yang terjadi pada dinihari di Kabupaten Majene menyisakan kerusakan parah, korban tewas, dan luka-luka. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati mengatakan hingga pukul 11.10 WIB ada delapan orang meninggal dan 637 orang luka-luka akibat gempa bumi di Sulawesi Barat.
“Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majene terus melakukan upaya penanganan darurat dan pemutakhiran data dampak gempa,” kata Raditya, dikutip dari Kantor Berita Antara, Jumat (15/1).
Raditya mengatakan kurang lebih 15.000 orang di Kabupaten Majene dilaporkan mengungsi. Kerusakan bangunan yang dilaporkan mencakup 62 unit rumah, satu puskesmas rusak berat, satu kantor koramil rusak berat, jaringan listrik padam dan komunikasi seluler tidak stabil.
Selain itu, terdapat tiga titik longsor yang terjadi di sepanjang jalan poros Kabupaten Majene hingga Kabupaten Mamuju.
Sementara itu, BPBD Kabupaten Mamuju melaporkan sejumlah kerusakan berat antara lain Hotel Maleo, Kantor Gubernur Sulawesi Barat, dan sejumlah minimarket. Jaringan listrik dan komunikasi seluler juga mengalami gangguan di wilayah Mamuju.
“Kerusakan dan korban jiwa di Kabupaten Mamuju masih dalam pendataan,” tutur Raditya.
BNPB terus memantau upaya penanganan darurat di lapangan yang dilakukan berbagai pihak. Kebutuhan yang dilaporkan BPBD setempat berupa bahan pokok, selimut, tikar, tenda pengungsi, pelayanan medis, terpal, alat berat, alat komunikasi, makanan siap saji dan masker. (kmb/balipost)