Warga melintas dengan latar Gunung Semeru di Desa Oro Oro Ombo, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (17/1/2021). (BP/Antara)

LUMAJANG, BALIPOST.com – Gempa dan letusan masih terjadi di Gunung Semeru pada Minggu (17/1). Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Hendra Gunawan, dikutip dari Kantor Berita Antara mengatakan berdasarkan laporan pos pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur yang diterima PVMBG terdengar tiga kali letusan atau gemuruh.

Ini, pada periode pengamatan Minggu pukul 00.00 – 06.00 WIB. “Untuk aktivitas kegempaan Gunung Semeru terekam sebanyak delapan kali gempa letusan dengan amplitudo 11-21 mm,” katanya.

Baca juga:  Banyak Negara Sudah Lakukan Transisi ke Endemi

Untuk gempa guguran sebanyak satu kali dengan amplitudo 3 mm. Sedangkan hembusan sebanyak tiga kali, dan gempa tremor harmonik sebanyak tiga kali.

Menurutnya secara visual Gunung Semeru dominan tertutup kabut dan asap kawah tidak teramati. Sementara pada periode pengamatan Minggu pukul 06.00 – 12.00 WIB terekam gempa letusan sebanyak satu kali dengan amplitudo 15 mm.

Gempa embusan sebanyak tujuh kali dengan amplitudo 3-6 mm dan dua kali gempa tremor harmonik. “Secara visual letusan, hembusan, dan asap tidak teramati karena gunung tertutup kabut,” katanya.

Baca juga:  Karangasem Diguncang Gempa, Warga Was-was

Hendra mengatakan status Gunung Semeru pada level II atau waspada, sehingga masyarakat diimbau untuk mematuhi rekomendasi PVMBG. “Masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 4 kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara,” katanya.

Masyarakat juga diminta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. “Radius dan jarak rekomendasi itu akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya,” ujarnya.

Baca juga:  Gempabumi di Darat Guncang Tejakula

Ia mengimbau masyarakat menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi. “Yang juga perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan,” katanya.

Masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai ancaman lahar di alur sungai/lembah yg berhulu di Gunung Semeru karena banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *