Bangkai sapi ditemukan terdampar di Pantai Jerman, Badung. (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Beberapa minggu terakhir, kawasan pantai di Badung Selatan diserbu sampah kiriman. Bahkan, Minggu (17/1), bangkai seekor sapi ditemukan terdampar di Pantai Jerman, Kuta.

Dari informasi di lapangan, sapi tersebut diperkirakan mati karena terbawa arus dan kemudian terdampar di Pantai Jerman. Hal tersebut diperkuat dengan tidak diketemukannya siapa pemilik sapi tersebut di sekitar lokasi, ditambah kondisi bangkai sapi yang sudah membengkak.

Ketika dikonfirmasi, Koordinator Deteksi Evakuasi Sampah Laut (Desalut), DLHK Badung, Made Gede Dwipayana mengatakan, bangkai sapi tersebut diperkirakan terdampar pada Minggu pagi. Adapun lokasi tempat penemuan bangkai sapi tersebut berada persis di depan stage Pantai Jerman.

Baca juga:  Komit Jalankan Bisnis Berkelanjutan, Gojek Luncurkan Target "Three Zero in 2030"

Pihaknya mengaku tidak mengetahui siapa pemilik dari sapi tersebut. Sebab di lokasi tidak ada pihak yang mengaku mempunyai sapi itu.

Diperkirakannya sapi tersebut hanyut terbawa arus dan bangkainya menepi di Pantai Jerman. Terlebih kondisi bangkai sapi itu sudah membengkak, layaknya sudah mati beberapa hari akibat tenggelam. “Bangkai sapi itu kita temukan berada diantara sampah kiriman yang menepi di pantai Jerman,” imbuhnya.

Ia menerangkan sebelumnya pihaknya juga sempat menemukan bangkai penyu dan bangkai anjing yang ikut terdampar di pantai Kuta.

Sampah kiriman saat ini sudah mulai menepi ke pantai Mangening sampai ke Pantai Jimbaran. Kondisi tersebut mulai terjadi sejak seminggu.

Baca juga:  Brida Badung Sosialisasikan Indeks Inovasi Daerah

Dipaparkannya, intensitas sampah kiriman yang menepi masih cukup banyak. Volume sampah yang terbanyak menepi berada di wilayah pantai Kuta dan Jimbaran.

Secara umum jenis sampah kiriman yang menepi saat ini dominan berupa sampah kayu dan ranting. Sedangkan sampah berupa plastik kecenderungan terlihat agak berkurang.

Kondisi itu terjadi sejak 3-4 hari terakhir ini, sehingga membuat komposisi sampah kiriman yang menepi saat ini 70 persen diisi sampah ranting dan kayu, sedangkan 30 persen berupa sampah plastik. “Khusus di Kuta dan Kedonganan sampah kiriman berupa plastik masih banyak. Kondisinya 50 persen sampah plastik dan 50 persen sampah ranting maupun kayu,” jelasnya.

Baca juga:  Suhu Panas dan Menyengat Landa Bali

Sejauh ini pihaknya mengaku telah mengekuasi sebanyak 1.500 ton sampah kiriman ke TPA Suwung. Sedangkan sampah yang dievakuasi ke stop over (titik penitipan sementara) jumlahnya mencapai 1.000 ton.

Sehingga total sampah yang dievakuasi di pesisir pantai barat berjumlah lebih dari 2.000 ton lebih. Kondisi itu cenderung meningkat dibandingkan saat musim sampah kiriman tahun lalu, yang jumlahnya tidak sampai 1.000 ton. Pihaknya memperkirakan kondisi sampah kiriman itu baru akan menurun pada bulan Maret dan April, seiring berakhirnya puncak musim hujan. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *