DENPASAR, BALIPOST.com – Sudah sepekan lebih, tambahan kasus COVID-19 di Bali mengalami lonjakan. Bahkan sempat menyentuh 350 orang dalam sehari, yang merupakan rekor tertinggi jumlah harian yang dilaporkan Bali selama masa pandemi ini.
Kondisi ini pun membuat Gubernur Bali Wayan Koster khawatir. Guna merumuskan langkah-langkah antisipasi dan penanganan yang perlu dilaksanakan dalam pengendalian pandemi COVID-19, Gubernur Koster menggelar rapat koordinasi bersama para kepala daerah Bupati/Walikota se-Bali di Ruang Rapat Gedung Gajah, Jaya Sabha, Denpasar, Senin (18/1).
Gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng ini memaparkan faktor-faktor yang mendukung pertambahan jumlah kasus belakangan ini. Ia menyebut ada tiga klaster yang mendominasi. Yaitu klaster upacara adat dan agama, keluarga serta perkantoran.
“Seperti pelaksanaan upacara adat dan keagamaan, banyak yang dilaksanakan seperti kondisi normal. Yakni tidak diterapkan pembatasan karena dihadiri banyak orang melebihi 50 persen, tidak menerapkan Prokes secara ketat, banyak yang tidak pakai masker dan tidak menjaga jarak,” sorotnya.
Begitu pula klaster keluarga yang cenderung meningkat. “Penerapan sistem isolasi mandiri sepertinya kurang efektif, karena banyak pasien positif yang rata-rata Orang Tanpa Gejala (OTG) tidak disiplin melaksanakan isolasi sehingga menularkan ke keluarga terdekatnya,” paparnya.
Ia mengajak seluruh komponen terkait untuk tetap menjaga kemungkinan dari potensi-potensi penularan sektor lainnya. Seperti pengetatan pintu masuk, baik jalur udara maupun laut, penertiban objek dan pelaku jasa usaha terkait sektor pariwisata, dan pelanggaran prokes oleh WNA.
Didampingi Sekda Dewa Made Indra selaku moderator, Gubernur Koster pun mengajak pemerintah kabupaten/kota se-Bali untuk kembali membangkitkan gairah dan semangat penegakan disiplin prokes di masyarakat. Sebab bilamana tidak dilaksanakan, dikhawatirkan akan mempengaruhi citra Bali yang bertumpu pada sektor pariwisata.
“Kita harus bekerjasama bersama-sama sebagai bentuk tanggung jawab kita kepada masyarakat Bali. Kita harus kembali semangat dan bekerja keras, selagi masih sehat harus terus bekerja,” ujarnya.
Terutama daerah-daerah yang mengandalkan Pendapatan Asli Daerahnya (PAD) dari Pajak Hotel dan Pariwisata (PHR). “Jika kita tidak disiplin, banyak terjadi kasus, citra Bali akan jelek, wisatawan tidak ada yang datang, hotel dan restoran pun akan sepi. Kalau sudah sepi, saya yakin target PAD daerah masing -masing tahun ini pun tidak akan tercapai. Bali butuh kondisi yang kondusif,” tegas Gubernur Koster. (Winatha/balipost)