AMLAPURA, BALIPOST.com – Petani garam Purwakerti, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem untuk sementara waktu tidak beroperasi atau memproduksi garam. Hal itu, menyusul curah hujan yang tinggi masih berlangsung hingga saat ini.
Ketua Masyarakat Perlindungan Indikasi Geogrfis (MPIG) Garam Bali, Desa Purwakerti, Nengah Suanda mengungkapkan, kalau proses pembuatan garam dihentikan sementara dari bulan Nopember 2020 hingga saat ini. Hal itu, lantaran sampai detik ini curah hujan masih berlangsung.
“Sekarang ini masih sering turun hujan. Petani garam akan kembali berproduksi setelah cuaca baik. Semoga cuaca cepat membaik, sehingga petani bisa memproduksi garam lagi,” ucapnya.
Suanda menambahkan, saat ini petani garam menyortir serta mengemas stok garam tahun sebelumnya, 2019 serta 2020. Pasokan garam yang masih digudang yakni produk yang siap untuk dikirim ke beberapa daerah di Indonesia. Seperti Tanggerang, Jawa Barat dan Jakarta untuk dijual.
“Kami masih memiliki stok garam. Jumlah stok sekitar 30 ton. Karena selama ini, produksi Garam Amed mengalami peningkatan karena masih ada permintaan garam dari Hotel Restaurant di tengah situasi pandemi covid-19,” Jelas Suanda. (Eka Prananda/Balipost).