MANGUPURA, BALIPOST.com – Angin kencang disertai hujan yang terjadi tiba-tiba Kamis (21/1) pagi, mengakibatkan sejumlah bangunan di Pasar Tradisional Lempuyang, Desa Pecatu, Kuta Selatan, mengalami kerusakan. Kerusakan sebagian besar terjadi pada bagian atap bangunan.
Menurut penuturan warga setempat yang juga pemilik lahan, Wayan Karang Subawa, hembusan angin kencang tiba-tiba terjadi sekitar pukul 06.00 WITA, dengan durasi singkat, sekitar 10 menitan. Karena ketika itu aktivitas pasar sudah dimulai, maka ada banyak orang berhamburan menyelamatkan diri.
Beruntung, kejadian itu tidak mengakibatkan korban jiwa. “Banyak atap bangunan lapak pedagang dan kios yang terbuat dari seng, asbes, ataupun genteng, ikut diterbangkan. Bahkan ada pegangang kabel listrik juga ikut copot. Selain itu, ada rombong bakso yang ikut terhempas,” tuturnya.
Camat Kutsel, Ketut Gede Arta mengungkapkan, dari laporan yang ia terima pada pukul 07.30 WITA, peristiwa tersebut diperkirakan terjadi pada pagi hari dikarenakan pusaran angin kencang. Hal itu mengakibatkan beberapa atap toko usaha dan lapak mengalami kerusakan, termasuk penyangga kabel induk terlepas.
“Kejadian itu sudah kami laporakan kepada pihak BPBD Badung. Nanti tim BPBD akan mendata estimasi kerugian dan detail dampaknya. Itu juga sudah kami koordinasikan kepada pihak PLN selaku pemilik utilitas yang juga terdampak,” ujarnya.
Terpisah, Forecaster On Duty BBMKG wilayah III Denpasar, Putu Agus Dedy Permana menjelaskan, berdasarkan data pengamatan di stasiun meterologi Ngurah Rai, wilayah Bali Selatan saat itu menunjukan terjadinya hujan lebat yang disertai kilat petir. Hal itu juga secara otomatis membuat kondisi angin yang bertiup saat itu cukup kencang, sebab hujan dan kilat petir itu dipicu oleh awan Comulunimbus.
Pembentukan awan tersebut biasanya didahului oleh peningkatan angin kencang terjadi dengan durasi singkat.
“Kecepatan angin yang teramati normalnya rata-rata maksimum terjadi sekitar 13 knot atau 24,076 km/jam. Tapi ada juga angin kencang yang terjadi dalam durasi singkat, itu mencapai 22 knot atau 40,744 km/jam,” terangnya. (Yudi Karnaedi/balipost)