Ilustrasi. (BP/Suarsana)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dalam 4 hari, seribuan kasus COVID-19 sudah ditambahkan Bali. Bahkan kumulatifnya pun kini mencapai 23.219 dengan adanya penambahan kasus sebanyak 313 pada Jumat (22/1).

Selama tiga minggu terakhir, jumlah kasus di Bali terus melonjak. Tidak perlu waktu lama Bali sudah mencapai angka 23 ribuan kasus, padahal pada 31 Desember 2020, jumlah kumulatif kasusnya mencapai 17.745 orang. Ini artinya dalam waktu 22 hari terjadi kenaikan kasus hampir 6.000 orang, tepatnya 5.990 orang. Jika dirata-ratakan per harinya terjadi kenaikan 272 kasus.

Untuk data tambahan hari ini, seluruh kabupaten/kota melaporkan kasus COVID-19. Dominasinya ada di 5 kabupaten/kota zona merah, yaitu Denpasar 91 kasus, Badung 76 kasus, Gianyar 47 kasus, Tabanan 37 kasus, dan Jembrana 26 kasus. Kelima zona merah ini total kasusnya sebanyak 277 kasus atau sekitar 85 persen dari total kasus baru yang mencapai 313 kasus.

Baca juga:  Hanis Sagara Idolakan Samsul Arif

Sementara itu, empat kabupaten lainnya melaporkan kasus sebanyak 11 orang untuk Karangasem, 9 untuk Buleleng, 6 orang di Klungkung, dan 2 di Bangli.

Terdapat juga 6 warga dari kabupaten lain dan 2 WNA terkonfirmasi COVID-19.

Saat ini kasus aktif mencapai 2.966 orang atau bertambah 75 orang di hari ini. Denpasar menjadi penyumbang kasus aktif terbanyak dengan jumlah 918 orang. Di posisi kedua adalah Badung dengan 698 kasus. Posisi ketiga adalah Gianyar yang makin tinggi jumlah kasusnya sehingga masih memiliki 385 kasus aktif.

Posisi keempat adalah Tabanan sebanyak 307 kasus aktif. Jembrana di posisi kelima dengan 258 kasus aktif. Buleleng di posisi keenam dengan 128 kasus aktif. Posisi ketujuh adalah Bangli yang masih memiliki 77 kasus aktif. Kemudian posisi kedelapan adalah Karangasem dengan 70 kasus aktif. Kesembilan ditempati Klungkung dengan 32 kasus aktif.

Masih ada 73 warga dari kabupaten lain dan 20 WNA yang dirawat.

Baca juga:  Bandung Rangki, Rumah Adat Pedawa yang Makin Langka

Bukan Varian Inggris

Terkait tingginya angka kasus ini, tak hanya terjadi di Bali. Di Indonesia juga terjadi kecenderungan peningkatan angka kasus.

Soal ini, Satgas Penanganan Covid-19 menegaskan bahwa tingginya kasus positif Covid-19 belakangan, bukan disebabkan munculnya varian baru virus Sars-Cov2 seperti yang muncul di Inggris. Dalam update penanganan COVID-19 yang disiarkan kanal YouTube BNPB Indonesia dipantau dari Denpasar, Kamis (21/1), Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito, mengatakan  hal ini terbukti dari hasil pelacakan genum Sequencing oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

“Hasil pelacakan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menyatakan bahwa jumlah whole genum sequencing yang telah dikumpulkan kepada GISIAID atau bank data influenza di dunia sebanyak 244, tidak ditemukan mutasi B117 sampai saat ini. Namun, jenis mutasinya sudah banyak ditemukan ialah berjenis D614G,” tegas Wiku.

Oleh karena itu, untuk menekan peluang adanya mutasi virus Sars-Cov2, yang harus dilakukan ialah dengan menekan replikasi atau infeksi virus dengan menghambat laju penularan. Caranya dengan ketat menerapkan disiplin protokol kesehatan bagi masyarakat. Sehingga tidak ada ruang bagi virus untuk mereplikasi dirinya.

Baca juga:  Seimbangkan Jiwa dan Raga Hadapi COVID-19

Untuk itu Wiku mengingatkan masyarakat jangan pernah lengah dalam menerapkan protokol kesehatan, utamanya 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan. Dan yang paling diharapkan jangan sampai masyarakat menjadi korban terpaparnya kasus COVID-19.

Dan diharapkan jangan sampai hal ini terjadi, dan masyarakat diminta untuk selalu berhati-hati dan waspada dimanapun berada. Karena kemunculan kasus positif bukan sekedar angka, namun sudah bermunculan dilingkungan terdekat dari masyarakat it sendiri.

“Jika kita lengah menjalankan disiplin provtokol kesehatan, maka cepat atau lambat kita sendirilah yang akan menjadi bagian dari angka penambahan kasus positif maupun berada di ruang perawatan COVID-19,” pesan Wiku. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *