BANGLI, BALIPOST.com – Rumah Sakit Umum (RSU) Bangli segera menyiapkan laboratorium PCR (Polymerase Chain Reaction). Dengan adanya laboratorium tersebut diharapkan dapat mempercepat penanganan COVID-19.
Wakil Direktur Penunjang dan Sarpras RSU Bangli I Wayan Pariasta mengatakan pihaknya saat ini telah memiliki alat PCR untuk menguji sampel swab. Alat tersebut merupakan bantuan dari pemerintah pusat. “Alatnya sudah datang sekitar akhir Desember lalu,” ungkap Pariasta, Jumat (22/1).
Meski alat sudah ada, namun belum bisa difungsikan. Pihak RSU Bangli masih harus melengkapi fasilitas, alat dan komponen pendukung lainnya yang sesuai standar. Mengenai tempat yang digunakan sebagai lab PCR, kata Pariasta sudah disiapkan ruangan.
Ruangan tersebut sudah sempat dicek oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bali. “Sudah disetujui. Tinggal pembenahan dan dimodifikasi sedikit sesuai arahan Dinas Kesehatan Provinsi,” ujarnya.
Untuk melengkapi komponen dan fasilitas pendukung lab PCR, pihaknya segera memprosesnya dengan memanfaatkan bantuan keuangan dari Pemkab Bangli. Kata dia, secara prinsip Pemkab Bangli telah menyetujui pemanfaatan dana belanja tak terduga (BTT) senilai Rp 2,6 miliar untuk melengkapi sarana dan prasarana penunjang lab PCR di RSU Bangli. “Mengenai tenaga untuk di lab nanti kami butuh minimal lima orang. Sejauh ini belum disiapkan. Kalau nanti semuanya sudah oke, baru disiapkan,” jelasnya.
Pihaknya belum bisa memastikan kapan laboratorium PCR di RSU Bangli mulai bisa dioperasikan. Yang jelas dengan adanya lab PCR nantinya, dapat mempercepat pengujian sampel swab.
Selama ini setelah pengambilan sampel swab dilakukan di RSU Bangli, selanjutnya sampel dikirim ke RS Bali Mandara di Denpasar. Karena RS Bali Mandara tidak hanya menerima sampel swab dari Bangli melainkan kabupaten/kota lainnya, sehingga Bangli harus menunggu hasilnya beberapa hari. “Tentu itu berpengaruh terhadap pelayanan kami. Kalau hasil swab sudah diketahui dengan cepat misalnya dengan hasil negative, kan tidak perlu dirawat di ruang isolasi. Sehingga tindak lanjut pelayanannya beda antara yang hasil swabnya positif dan yang negatif,” kata Pariasta. (Dayu Swasrina/balipost)