Dr. I Made Suarta, S.H., M.Hum. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Jumlah kasus COVID-19 di Bali didominasi oleh krama Bali. Dari data, naiknya angka kasus COVID diakibatkan klaster upacara di Bali.

Budayawan yang juga Rektor Universitas PGRI Mahadewa Indonesia, Dr. I Made Suarta, S.H., M.Hum., Senin (25/1) mengatakan bahwa krama Bali tak bisa dikalahkan jika bicara soal solidaritas dan soliditas menyama braya. Salah satu bentuk kepedulian mereka dalam hidup segilik seguluk sampranaya selulung sabayantaka bisa dilihat dari rasa wirang mereka jika salah satu saudaranya memiliki hajatan atau karya Panca Yadnya.

Baca juga:  Desa Adat Intaran Berlakukan Isolasi Selektif

Ini yang menurut Made Suarta yang juga tokoh pendidikan itu, menyebabkan setiap upacara agama selalu banyak dihadiri oleh krama semeton dan banjar. Dalam pandemi COVID-19 kali ini, Made Suarta mengatakan saatnya krama Bali mulat sarira atau introspeksi dan sadar bahwa saatnya upacara Panca Yadnya dilakukan secara nyepi alias dihadiri sedikit orang. Orang Bali menyebutnya nyepen alis sepi atau dihadiri secara terbatas.

Baca juga:  Jalan Jebol di Tamanbali Segera Diperbaiki Rekanan

Pada masa pandemi yang semakin membahayakan diri ini, dia mengharapkan di satu sisi krama Bali menyadari bahwa klaster upacara sangat berpotensi menimbulkan kasus COVID yang lebih luas. Kebanggaan menggelar upacara dalam jumlah banyak mesti ditahan dulu.

Kedua, ujung tombaknya adalah aparat di bawah yakni kadus kepala lingkungan dan kelihan banjar. Jika menemukan warga yang menggekar upacara tak mematuhi prokes COVID -19 jangan ragu menegur dan saling mengingatkan.

Baca juga:  Masyarakat Hanya Butuh Disiplin untuk Cegah Covid-19

Ini demi keselamatan kita bersama. Suarta sendiri melihat kerumunan di pantai menenmukan banyak krama Bali yang menganggap remeh virus ini dengan cara tak memakai masker.

Ini menandakan bahwa kita sendiri yang tak disiplin menjalani prokes. Makanya dia menyarankan kalau kita ingin cepat lepas dari corona, wajib disiplin jalankan prokes 3 M. Termasuk di rumah dan bebanjaran tetap prokes dengan menghindari makan bersama. (Sueca/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *