SLEMAN, BALIPOST.com – Aktivitas erupsi Gunung Merapi mengalami peningkatan signifikan sejak Rabu (27/1). Kondisi ini membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengevakuasi warga Dusun Turgo ke barak pengungsian Kelurahan Purwobinangun.
Dikutip dari Kantor Berita Antara, hingga malam ini tercatat sudah sebanyak 36 kali guguran awan panas Merapi, dengan jarak luncur berkisar antara 500 hingga 3.000 meter. “Atas pertimbangan keselamatan, maka warga kelompok rentan di Dusun Turgo kami evakusi ke barak Purwobinangun, Kecamatan Pakem,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Rabu malam.
Menurut dia, meskipun Dusun Turgo memiliki jarak sekitar 6,5 kilometer dari puncak Gunung Merapi, namun dengan pertimbangan peningkatan aktivitas guguran awan panas Merapi, warga kelompok rentan dievakuasi ke barak pengungsian Purwobinangun. “Rekomendasi radius aman yang dikeluarkan BPPTKG Yogyakarta masih berjarak 5 kilometer dari puncak Merapi, namun karena intensitas guguran awan panas tinggi, maka warga kelompok rentan kami evakuasi ke barak Purwobinangun,” katanya.
Makwan mengatakan, untuk jumlah warga Dusun Turgo yang dievakusi ke barak pengungsian Purwobinangun saat ini masih dalam pendataan. “Warga yang dievakuasi merupakan kelompok rentan, seperti lansia, balita, anak-anak, ibu hamil, dan disabilitas,” katanya.
Ia mengatakan, untuk barak pengungsian Purwobinangun sendiri sudah disiapkan sejak status aktivitas Gunung Merapi naik menjadi Level Siaga pada 5 November 2020.
“Barak pengungsian Purwobinangun sudah siap, termasuk sesuai SOP protokol kesehatan COVID-19. Barak pengungsian dibuat dengan sekat-sekat, serta fasilitas pendukung lainnya, termasuk dapur umum,” katanya. (kmb/balipost)