JAKARTA, BALIPOST.com – Anggaran untuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN) di tahun 2021 yang saat ini berada di level Rp 533,1 triliun meningkat hingga Rp 619 triliun. Ini menunjukkan bahwa memiliki magnitude yang setara dengan alokasi PEN tahun lalu Rp 695,2 triliun.
Demikian dikatakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dalam acara Mandiri Investment Forum 2021 di Jakarta, Rabu (3/2).
Dikutip dari Kantor Berita Antara, Sri Mulyani menyebutkan, anggaran PEN 2021 yang berjumlah Rp 533,1 triliun memiliki fokus pada empat bidang yaitu kesehatan, perlindungan sosial, program prioritas, serta UMKM dan pembiayaan korporasi.
Bidang kesehatan mendapat alokasi sebesar Rp 104,7 triliun, yang digunakan untuk pengadaan dan operasional vaksin COVID-19, sarana, prasarana, dan alat kesehatan, biaya klaim perawatan, insentif tenaga kesehatan dan santunan kematian, serta bantuan iuran BPJS untuk PBPU/BP.
Bidang perlindungan sosial memiliki alokasi Rp 150,96 triliun, dengan fokus PKH bagi 10 juta KPM, kartu sembako, Pra Kerja, BLT Dana Desa, bansos tunai bagi 10 juta KPM, subsidi kuota PJJ, serta diskon listrik.
Program prioritas dialokasikan Rp141,36 triliun yang difokuskan pada dukungan pariwisata, ketahanan pangan, pengembangan ICT, pinjaman ke daerah dan subsidi ke daerah, padat karya K/L, kawasan industri, serta program prioritas lainnya.
Bidang UMKM dan pembiayaan korporasi dialokasikan Rp 150,06 triliun dengan fokus pada subsidi bunga KUR dan non-KUR, IJP korporasi dan UMKM, penempatan dana, serta penjaminan loss limit dan korporasi.
Kemudian juga untuk pembiayaan PEN lainnya serta PMN kepada BUMN yang menjalankan penugasan yaitu HK, ITDC, Pelindo III, dan KIW.
“Ini adalah paket pemulihan ekonomi yang berisi kesehatan yang kita akan berusaha Rp104 triliun termasuk untuk vaksinasi dan perlinsos Rp150 triliun, program prioritas Rp141 triliun serta dukungan UMKM dan bisnis sekitar Rp150 triliun,” jelasnya. (kmb/Balipost)