DENPASAR, BALIPOST.com – PHRI Badung mengungkapkan sejumlah hotel dan vila di Bali di tengah pandemi COVID-19 beralih investor. Disebutkan ada sekitar 60 hotel dan vila yang dijual karena pariwisata mengalami keterpurukan.
Kepala Dinas Pariwisata Bali, I Putu Astawa, dikonfirmasi soal ini, Kamis (4/2), mengaku belum mengetahui secara rinci data jumlah hotel maupun vila di Bali yang dijual. Menurutnya, yang jelas penjualan hotel sudah terjadi dari sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia.
Sebab, ada banyak hotel dibangun dengan dana pinjam. Sehingga, apabila income tidak bisa membayar bunga dan pokok dari pinjaman, tentu salah satu solusi adalah menjual properti hotel atau vila tersebut. “Bagi hotel-hotel dan vila yang dibangun dari uang ‘dingin’ tentu aman-aman saja, dan itu juga jumlahnya banyak sekali di Bali, plus hotel BUMN tentu masih aman,” kata Astawa.
Bagi hotel maupun vila yang terpuruk karena lesunya pariwisata, Gubernur Bali, dikatakannya, sedang mengupayakan soft loan. Sehingga, aset-aset hotel maupun vila yang dimiliki orang lokal tidak jatuh ke tangan investor asing.
Sebab, jika kondisi ini sampai terjadi, pariwisata ke depannya tidak bisa sepenuhnya dinikmati olah pengusaha lokal. Kebocoran pariwisata pun akan terjadi, dan keuntungannya dinikmati investor asing saja.
“Semoga (soft loan, red) bisa terealisasi, sehingga bisa membantu para pengusaha termasuk pengusaha hotel. Dan kita doakan agar pandemi COVID-19 segera berlalu, sehingga turis ramai lagi ke Bali, dengan demikian ekonomi pulih lebih cepat,” harapnya. (Winatha/balipost)