BANGLI, BALIPOST.com – Kasus kematian babi yang dicurigai akibat terjangkit virus saat ini sudah jarang terjadi. Hal itu membuat para peternak babi akhir-akhir ini mulai kembali berani memelihara hewan ternak tersebut. Imbasnya, permintaan bibit babi lumayan tinggi.
Ketua Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Bangli Sang Putu Adil,mengungkapkan, kasus kematian babi saat ini sudah jarang terjadi dibandingkan tahun lalu. Hal itu membuat peternak babi kembali berani menjalankan usahanya. “Sejak tiga bulanan terakhir mulai banyak peternak yang kembali memelihara babi,” ungkapnya, Kamis (4/2).
Banyaknya peternak yang kembali memelihara babi membuat permintaan bibit babi lumayan tinggi. Kata Sang Putu Adil, permintaan bibit tidak saja datang dari peternak di Bangli namun juga luar kabupaten seperti Denpasar, Badung dan Tabanan. Adapun harga bibit babi per satu ekornya di kisaran Rp 1 -1,2 juta, untuk umur 35 hari.
“Astungkara karena indukan milik teman-teman peternak di Bangli banyak yang selamat, jadi masih bisa memenuhi permintaan bibit,” ujarnya.
Untuk mencegah kerugian banyak seperti saat kasus kematian babi merebak tahun lalu, peternak yang kembali memulai usahanya telah disarankan tidak mengisi kandangnya 100 persen. “Kalau kapasitas kandang 10 ekor, paling banter diisi bibit 2-3 ekor dulu,” ucapnya.
Menurut Sang Putu Adil, turunnya kasus kematian babi saat ini disebabkan karena peternak babi mulai paham dan terbiasa beternak dengan menerapkan biosecurity yang ketat. Seperti dengan rutin melakukan penyemprotan desinfektan dan harus mandi terlebih dahulu sebelum masuk ke areal kandang. Sebelum masuk kandang juga harus ganti baju dan memakai sepatu khusus. Pemberian pakan pun diperhatikan. “Karena sampai saat ini belum ada vaksinnya, maka kita harus jaga biar virusnya tidak sampai masuk ke kandang. Jadi protapnya hampir sama seperti corona. Malah lebih ketat,”terangnya.
Sementara itu disinggung mengenai harga babi saat ini, Sang Putu Adil menyebutkan di kisaran Rp 50 ribu. Harga tersebut sempat turun di angka Rp 47 ribu. Menurutnya dengan harga di kisaran Rp 50 ribu, sudah cukup memberikan keuntungan bagi peternak. Ia pun berharap harga babi saat hari raya Galungan dan Kuningan yang akan datang tetap stabil. (Dayu rina/Balipost)