Bupati Buleleng meninjau simulai PTM di SDN 3 Banjar Jawa sebelum PPKM. (BP/Dokumen)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Siswa dan guru di SDN 3 Banjar Jawa, Kecamatan Buleleng melaksanakan simulasi pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah setempat Kamis (4/2). Simulasi ini digelar untuk mendapatkan izin pelaksanaan PTM yang dikeluarkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Kabupaten Buleleng.

Simulasi dipantau langsung ketua GTPP COVID-19 sekaligus Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana (PAS). Dia didampingi Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Made Astika, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ida Bagus Suadnyana, dan Kasatpol PP Buleleng Putu Artawan. Dari simulasi ini, PTM di SDN 3 Banjar jawa dibuka secara bergiliran pada setiap jenjang kelas.

Baca juga:  ASN Buleleng Belum 10 Tahun Dilarang Pindah Tempat Tugas

Made Astika mengatakan, simulasi ini sengaja digelar untuk mengukur kesiapan satuan pendidikan dalam menerapkan skema PTM di tengah pandemi COVID-19. Sebelum simulasi, satuan pendidikan juga sudah melengkapi sarana prasarana prtokol kesehatan (prokes), mengatur tempat duduk dan meja siswa serta melengkapi dengan media akrilik.

Selain itu, setiap jenjang penidikan di daerah sudah meminta surat pernyataan persetujuan para orangtua/ wali siswa terkait pelaksanaan PTM. Setelah hal ini dipenuhi, hanya menunggu izin pelaksanaan PTM dari GTPP COVID-19 Kabupaten Buleleng.

Baca juga:  Pembelajaran Berdiferensiasi

“Simulai ini adalah tahapan sebelum satuan pendidikan mendapat izin menggelar PTM. Tadi juga sudah dicek oleh pimpinan persiapan prokes, pengaturan kursi dan meja di ruang kelas serta kelengkapan prokes yang sudah dilengkpai oleh sekolah,” katanya.

Sementara itu, Ketua GTPP Covid-19 Buleleng Putu Agus Suradnyana (PAS) mengatakan, meskipun kelengkapan prokes dan skema PTM diatur bergiliran, pihkanya menilai ini belum cukup. Disdikpora dan satuan pendidikan diminta agar memperketat lagi aturan bagi siswa dan guru di sekolah yang akan melaksanakan PTM.

Baca juga:  Seorang Pelajar Diamankan, Diduga Pembuang Bayi yang Sempat Diseret Biawak

Saat jam pulang sekolah, kalau belum ada orangtua atau wali yang menjemput, siswa tidak diizinkan meninggalkan sekolah. Pengawasan anak-anak saat bermain dan berkrumun harus dilakukan dengan ketat. “Sekolah sudah mengupayakan dan melengkapi sarana prokes. Sekarang disimulasikan dan baru PTM setiap 1 minggu sekali. Kalau ini lancar nanti kita eveluasi dan bisa saja seminggu 2 kali PTM,” katanya. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *