AMLAPURA, BALIPOST.com – Hujan deras yang mengguyur Karangasem pada, Kamis (4/2) malam, mengakibatkan tanah longsor menimpa penyengker Pura Dukuh Ngaji Sakti Petapan, Desa Adat Ban, Kecamatan Kubu. Peristiwanya pada saat malam hari.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, IB Ketut Arimbaw, penyengker pura yang roboh panjangnya sekitar 15-20 meter. “Sebelum peristiwa, wilayah tersebut informasnya dari pukul 15.00 WITA sampai19.30 WITA diguyur hujan. Akibat peristiwa ini, kerugian material yang dialami kurang lebih mencapai Rp 60 juta rupiah,” jelas Arimbawa.
Ia mengatakan cuaca ekstrem pada awal 2021 terus memicu bencana alam di wilayah Karangasem. Hingga awal Februari ini, bencana di bumi lahar didominasi oleh bencana pohon tumbang dan tanah tanah longsor.
Kasi Logistik dan Kedaruratan BPBD Karangasem, Ni Wayan Asmi Sukmawati, Jumat (5/2) mengungkapkan, dari awal Januari sampai awal Februari ini, sudah terjadi cukup banyak bencana. “Bencana yang terjadi masih didominasi oleh pohon tumbang dan tanah longsor. Data per 4 Februari, untuk bencana tanah longsor yang terjadi sebanyak 11 kejadian. Sedangkan bencana pohon tumbang sebanyak 44 kerjadin,” ucapnya.
Ia menyebutkan kerugian akibat bencana itu, mencapai puluhan juta rupiah.
Sementara itu, Arimbawa, mengungkapkan, untuk bencana pohon tumbang berpotensi terjadi disemua desa yang ada di Karangasem. Sedangkan, untuk tanah longsor yang paling rentan terjadi di empat kecamatan.
“Dari memetakan wilayah-wilayah yang masuk kategori rawan bencana tanah longsor, ada sebanyak empat wilayah yang potensi diterjang tanah longsor, yakni Kecamatan Rendang, Selat, Bebandem dan Abang. Empat kecamatan ini memang potensi tanah longsornya terbilang cukup tinggi karena memiliki tebing-tebing,” katanya. (Eka Parananda/balipost)