Kondisi lahan pertanian di Desa Songan yang rusak akibat terjangan air bah (BP/ist)

BANGLI, BALIPOST.com – Hujan deras yang terus mengguyur wilayah Kintamani sejak beberapa hari terakhir menyebabkan hektaran lahan pertanian milik warga di Banjar Hulundanu, Desa Songan rusak akibat tersapu air bah. Dampaknya petani setempat merugi.

Menurut informasi, luas lahan yang rusak akibat diterjang air bah mencapai kurang lebih 3,5 hektar. Sebagian besar lokasinya ada di pinggir Danau Batur. Lahan yang rusak berisi aneka tanaman seperti bawang, tomat, cabai, dan kubis. Ada yang baru ditanam dan ada juga yang sudah siap panen. “Sama sekali sudah tidak bisa diselamatkan,” ungkap I Wayan Darmayuda warga Songan, Minggu (7/2).

Baca juga:  Banjir Bandang Rusak Lahan Pertanian di Songan, Petani Tomat Merugi

Pria yang menjabat Kabid Sarpras di Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli mengaku pihaknya saat ini masih melakukan pendataan terkait kerugian yang dialami petani akibat dampak air bah. Untuk selanjutnya dimohonkan bantuan ke Pemerintah Provinsi Bali.

Kata Darmayuda, bencana air bah selama ini sering terjadi di wilayah Songan tiap musim hujan. Air bah yang mengalir ke wilayah Songan merupakan kiriman dari wilayah atas seperti Desa Belandingan, Penulisan dan Pinggan. Air bah membawa material berupa tanah dan pasir. Bencana air bah sering terjadi karena belum adanya saluran air di wilayah Songan. Maka menurutnya solusi untuk mengatasi bencana tersebut adalah dibuatkan saluran air yang permanen.

Baca juga:  Banjir Genangi Sejumlah Rumah di Songan

Terpisah, Kadis PKP Kabupaten Bangli I Wayan Sarma mengatakan berdasarkan laporan yang diterimanya selain di Desa Songan, kerusakan lahan akibat dampak bencana air bah juga terjadi di Yeh Mampeh, Desa Batur. Sementara di Desa Buahan dan Kedisan, lahan pertanian warga dilaporkan banyak yang terendam air Danau Batur.

Mengenai total luas lahan yang terdampak pihaknya mengaku masih melakukan proses pendataan. Demikian juga total kerugiannya masih dalam proses penghitungan. Setelah didapat data detailnya selanjutnya akan dimohonkan bantuan ke Pemerintah Provinsi Bali. “Besok paling lambat kami akan masukan data (usulkan) ke Pemerintah Provinsi,” ujarnya.

Baca juga:  Rumah Gedek Roboh, Kepala Suratmin Luka Tertimpa

Sarma mengakui untuk saat ini pihaknya di Dinas PKP belum bisa membantu petani karena keterbatasan anggaran. “Mudah-mudahan di anggaran perubahan bisa dimasukan,” imbuhnya. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *