DENPASAR, BALIPOST.com – Sektor pariwisata Bali yang kini mengandalkan wisatawan domestik dipastikan terdampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berbasis mikro yang mulai berlaku Selasa (9/2) ini. Hal ini pun diakui Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati usai menghadiri peringatan Hari Pers Nasional (HPN) Provinsi Bali 2021 yang digelar di Wantilan Kertha Sabha Rumah Jabatan Gubernur Bali Jayasabha.
Ia mengatakan sebenarnya Bali memprediksi perekonomian akan menunjukkan peningkatan di kuartal I 2021. Namun, melihat perkembangan saat ini diakuinya agak sulit untuk mencapai hal itu.
Sehingga, Bali saat ini fokus pada wisatawan domestik. “Tapi karena adanya PPKM, di daerah-daerah lain, Jakarta, Jawa Tengah, juga lebih ketat lagi. Bahkan, saya mendengar kemarin untuk penerbangan weekend yang ke Bali juga dibatasi,” ungkapnya.
Ia mengatakan betapapun Bali siap, tapi jika daerah sumber wisatawan membatasi perjalanan jarak jauhnya, akan sulit. Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah tidak berdiam diri.
Diupayakan sejumlah terobosan-terobosan yang mampu meningkatkan kunjungan wisatawan. Salah satunya, dengan pola free covid corridor (FCC). Alasannya, daerah dan negara lain sudah banyak yang sehat. “Jadi bagaimana mereka yang sudah sehat ke Bali ini jangan sampai mereka justru ada masalah baru,” jelas pria yang juga Ketua PHRI Bali ini.
Untuk itu, pihaknya mengatakan sudah meminta pemerintah pusat agar pelaku pariwisata yang merupakan frontliner diberikan kesempatan untuk divaksinasi lebih dulu. Agar bisa FCC ini berjalan. (Diah Dewi/Subrata/balipost)
Harus gerak cepat…jangan hanya menunggu pemerintah pusat….bila perlu Bali yang harus menekan Pusat…