Ny. Putri Suastini Koster pada Dialog Perempuan Bali Bicara "Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Keluarga" di Studio Bali TV, Senin (8/2). (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Banyaknya pengaruh buruk yang terjadi di tengah masyarakat, khususnya yang menyerang generasi muda mengakibatkan semakin menipisnya pemahaman nilai-nilai Pancasila. Oleh karenanya, menanamkan dan menumbuhkembangkan nilai-nilai Pancasila secara sinergisitas kepada generasi muda sangat penting dilakukan.

“Menguatkan sumber daya manusia dengan menanamkan pemahaman nilai-nilai Pancasila, tidak cukup hanya melalui teori saja, namun harus langsung mempraktekkannya di lapangan. Dengan tujuan menumbuhkan rasa loyalitas, kesetiaan dan dedikasi menjadi hal yang harus dimiliki setiap generasi, bahwa kepentingan negara di atas kepentingan pribadi,” ujar Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster pada Dialog Perempuan Bali Bicara “Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Keluarga” di Studio Bali TV, Senin (8/2).

Istri Gubernur Bali, Wayan Koster ini, mengatakan dalam keluarga anak-anak hendaknya diberikan tugas untuk dilaksanakan. Apalagi, rumah merupakan sekolah pertama untuk menanamkan kedisiplinan dan penumbuhan karakter yang berkepribadian baik dan bertanggung jawab kepada anak.

Baca juga:  Hadapi Dampak COVID-19, Ini Pesan Ketua Dekranasda Bali ke Perajin

Sebab, pengamalan Pancasila pada sila pertama, seorang anak dididik untuk mengokohkan pribadi melalui pembagian tugas pemahaman agama yang kita anut, yang nantinya dapat diterapkan dilingkungan luas terutama pertemanan, sekolah dan di manapun berada. Sehingga, penanaman hubungan manusia dengan Tuhan sangat penting. “Guru di sekolah memberikan teori, sedangkan rumah dan lingkungan menjadi tempat untuk melaksanakan praktek dari teori tersebut,” tandas perempuan multitalenta ini.

Sementara itu, pada sila kedua, penanaman nilai kemanusiaan untuk saling hormat menghormati antara diri kita dengan orang lain. Pada sila Persatuan Indonesia, orangtua memiliki peran menanamkan kecerdasan anak untuk kejayaan bangsa, sehingga anak-anak memiliki kecintaan terhadap bangsa dan tanah air.

Pada sila keempat, kita sudah diajarkan untuk melakukan hal-hal baik dan positif dalam kehidupan. Apalagi, sejak lama kita telah ditanamkan lebih mendahulukan cara musyawarah mufakat untuk mendapatkan hasil sebuah kesempatan yang bermanfaat bagi banyak pihak. Sedangkan pada sila kelima, orangtua menanamkan rasa adil dalam kehidupan.

Baca juga:  Di Gianyar, Pencairan Beras Sejahtera Tersendat 

Orangtua memiliki peran sebagai pendorong bagi kesuksesan anak-anaknya, memiliki kewajiban untuk menanamkan rasa yang berkeadilan dan memiliki rasa sosial yang tinggi bagi lingkungannya.

“Filternya harus jelas, mana yang boleh ditiru dan mana yang tidak, karena kemajuan teknologi harus dikuasai dan dimanfaatkan dengan keahlian yang profesional, dan jangan sampai kita dikuasai oleh kemajuan teknologi. Sehingga tidak mampu menyaring informasi yang sesuai kaidah yang benar dan tidak percaya pada informasi yang bohong atau hoax. Jangan sampai teknologi informasi menjadi bumerang bagi keberlangsungan pertumbuhan karakter anak-anak kita,” tegasnya.

Menurut Ny. Putri Suastini Koster, karakter yang harus ditanamkan di dalam keluarga bagi anak anaknya adalah pendidikan berbudi luhur, etika dan sopan santun. “Mari kita bertingkah laku yang baik dalam masyarakat yang tidak menyebabkan orang lain menjadi sengsara dan sakit hati. Dengan berfikir, berbicara dan berperilaku yang baik akan mampu memagari diri sendiri untuk mengendalikan hal-hal negatif tidak terjadi,” pesan Ketua Dekranasda Provinsi Bali ini.

Baca juga:  Soal Retribusi Jasa Usaha Terminal Manuver Gilimanuk, Kerugian Negara Capai Rp 429 Juta

Sementara itu, Kepala Staf Korem 163/Wirasatya, Kolonel Inf. I.B. Ketut Surya Widana, mengatakan pandangan hidup dalam membina rumah tangga menjadi sumber pendidikan utama dalam penanaman karakter dan pribadi. Penghayatan dan pengamalan Pancasila adalah prioritas dalam kehidupan.

Orangtua harus menjadi teladan dan contoh yang baik bagi anak-anaknya. Sedangkan penanaman pengamalan nilai-nilai Pancasila tidak cukup hanya melalui teori saja, namun harus nyata dengan dilakukannya praktik bersama di tengah lingkungan bermasyarakat. “Pendidikan yang sangat penting dan utama bagi anak anak adalah pendidikan moral dan agama, sehingga tertanam nilai nilai kesopanan dan dedikasi yang terarah dalam meniti kehidupan dan masa depan,” pungkasnya. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *