DENPASAR, BALIPOST.com – Sesuai dengan jadwal awal, KONI Bali menyelenggarakan tes fisik pada Februari ini. Oleh karena pandemi COVID-19 belum reda, ditambah lagi pemberlakuan PSBB dan PPKM mikro, KONI memilih tidak menggelar tes fisik.
Hasil tes fisik berikut tes psiko pada 2020 lalu dipakai acuan untuk menyusun program latihan bagi pelatih pada 2021 ini. Wakil Ketua KONI Bali Maryoto Subekti, di Denpasar, Rabu (10/2) menerangkan, pelaksanaan tes fisik jika kondisi sudah normal.
Kenyataannya, pandemi COVID-19 makin mengganas hingga jadwal persiapan atlet Pelatda PON menjadi berantakan. “Bagi kami apapun situasinya yang terpenting atlet dalam kondisi sehat wal afiat, dan bebas dari virus corona,” tegas Maryoto.
Menurut dia, hasil tes fisik dan tes psiko pada 2020, supaya dievaluasi bagi pelatih cabor untuk meramu program latihan yang diberikan kepada atletnya. Tujuannya, supaya pelatih mengetahui kondisi nyata atletnya, sekaligus merumuskan program latihan guna meningkatkan prestasi.
“Jadi, kami sepenuhnya mempercayakan kepada pelatih, sebab pelatih yang mengetahui kelebihan dan kekurangan atletnya, termasuk mencarikan solusi dalam rangka meningkatkan prestasi,” tandasnya.
Maryoto menyatakan, saat ini untuk pendaftaran ke PB PON pihaknya melakukan verifikasi atlet, apakah lolos berdasarkan by number atau by name. “Berdasarkan hasil itulah, KONI Bali mendata atlet-atlet yang berhak tampil membela Bali ke PON Papua, Oktober nanti,” sebut Maryoto.
Program selanjutnya, pihaknya bekerja sama dengan Binpres dan Litbang KONI Bali, guna memantau perkembangan atlet. “Perkembangan atlet inilah yang menjadi tolok ukur atlet untuk tetap dipertahankan di tim Pelatda PON Bali, kemudian melakukan program promosi dan degradasi atlet,” terangnya. (Daniel Fajry/balipost)