Petugas menyiapkan vaksin COVID-19 untuk diberikan pada penerima. (BP/eka)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Vaksinasi COVID-19 untuk para tenaga kesehatan (nakes) di Buleleng saat ini mencapai 84 persen. Dari target sasaran sebanyak 3.500 nakes, ada sekitar 7 persen sasaran vaksinnya dibatalkan dan sekitar 7,5 persen suntikannya ditunda.

Menurut Direktur Utama (Dirut) RSUD Buleleng dr. Putu Arya Nugraha belum lama ini, sesuai dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), belum ditemukan kasus yang sampai dirawat dengan gejala sedang hingga berat. Sejauh ini, hanya ditemukan efek samping skala ringan.

Baca juga:  Rabies di Bali, 3 Kabupaten Masuk Zona Merah

Ia mengungkapkan ada 3 hingga 4 kasus penerima vaksin mengeluh meriang dan alergi pada lokasi suntikan vaksin di lengan. Ada juga penerima vaksin merasakan badan lemas dan rasa lapar lebih cepat dibandingkan sebelum menerima suntikan vaksin. “Sampai detik ini kita belum ditemukan ada pasien dirawat setelah disuntik vaksin. Yang ada adalah alergi, meriang, lemas, dan ada juga yang merasakan lebih cepat lapar. Dan itu hanya dua hari muncul dan dirawat di rumah sudah hilang,” tegasnya.

Baca juga:  RSUD Buleleng Operasikan Ruang ICU COVID-19

Di sisi lain, Arya Nugraha menyebut, masa waktu vaksin membuat kekebalan dalam tubuh bukan seumur hidup. Namun sesuai analisa medik, vaksin ini bekerja 3 bulan setelah vaksin.

Kalau penyebaran wabah COVID-19 belum terkendali hingga batas waktu itu, direkomendasikan dilakukan suntikan vaksin berikutnya. “Ini perlu dipahami oleh masyarakat, kekebalan tubuh setelah divaksin hanya 3 bulan. Kalau wabah ini masih terjadi dan direkomendasikan ada suntikan vaksin tahap selanjutnya, sehingga vaksin ini bukan seumur hidup,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)

Baca juga:  Tingkatkan Critical Skill, Menteri PPPA Tekankan Pentingnya Gerakan Literasi
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *