AMLAPURA, BALIPOST.com – Memproteksi diri dan lingkungan saat pandemi Covid-19 upaya terpenting mengantisipasi paparan virus ini. Penerapan protokol kesehatan (prokes) gencar dilakukan saat ini, tapi kadang-kadang abai dengan pengawasan terhadap pasien Covid-19 sembuh. Hal inilah yang diantisipasi krama Desa Adat Kastala, Kecamatan Bebandem, Karangasem.

Untuk mempermudah pengawasan terhadap PMI atau pasien Covid-19 sembuh, harus menjalani karantina 14 hari di rumah isolasi yang sudah disiapkan. Rumah isolasi milik Kelian Banjar Dinas Kastala I Gede Hendrawan, S.Pd. tersebut lokasinya cocok untuk tempat karantina.

Untuk bisa masuk ke rumah tersebut harus melewati parit yang lumayan lebar dan dalam. Untuk menyeberang kita berjalan di atas balok kayu sebagai jembatan.

Baca juga:  Sekda Dewa Indra Dorong BPJS Kesehatan Tingkatkan Kualitas Layanan

Pekarangan rumah dipakai isolasi ini cukup luas. Rumah tersebut terdiri satu kamar tidur lengkap kamar mandi dalam, dapur dan teras lumayan luas. Di sana sudah tersedia peralatan memasak, kompor gas, galon air mineral, televisi dan peralatan lainnya.

Bendesa Adat Kastala, I Nyoman Ganti menyampaikan, penanganan Covid-19 tidak bisa dilakukan satu pihak saja, tapi semua lini berperan aktif supaya hasilnya optimal. Hal ini dibuktikan Desa Adat Kastala, Kecamatan Bebandem, Karangasem, yang melibatkan semua unsur yang ada di sana untuk memerangi virus Corona ini.

Selain mengoptimalkan peran Satgas Gotong Royong Covid-19 di desa tersebut, aparat kepolisian, pecalang, TNI, prajuru banjar serta desa, termasuk sekaa teruna teruni dilibatkan untuk melindungi kramanya dari bahaya virus Corona ini. Selain menerapkan protokol kesehatan secara ketat, menggalang warga desa adat yang bisa menjahit untuk membuat masker kain.

Baca juga:  Hotel Karantina Wisman di Bali Ditambah

Selanjutnya masker tersebut dibagikan gratis ke masyarakat di sana. Kegiatan ini dikoordinir Bendesa Ganti dibantu anggota Polres Karangasem, Bripka I Wayan Putra Prindustrianta merupakan warga di sana.

Guna memberikan stimulus ke para penjahit tersebut, Bripka Putra menghimpun dana dari pihak luar. Tujuannya agar produk masker yang dibuat berkualitas.

Selain untuk warga setempat, masker tersebut bisa dipasarkan. Selain itu menghimpun bantuan sembako lalu dibagikan ke warga berdasarkan data yang dihimpun Sekaa Truna Truni Darma Pertiwi. “Kami juga menyiapkan APD lengkap untuk petugas Satgas Gotong Royong Covid-19 dan pecalang bertugas mengawasi serta melayani warga yang diisolasi. Tapi tetap berkoordinasi dengan Puskesmas Bebandem. Oleh karena itu kami menyiapkan satu rumah khusus untuk isolasi,” ujar Bendesa Ganti, didampingi Bripka Putra.

Baca juga:  Desa Adat Besakih Kembali Gelar Karya Agung IBTK

Menurut Gati, berkat penerapan prokes ketat dan pemahaman warga soal bahaya Covid-19 sehingga disiplin menerapkan kebijakan pemerintah serta desa adat, wilayah ini bebas dari virus Corona. (Kerta Negara/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *