Suasana di Candidasa. (BP/dok)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Hampir setahun Bali berkutat dengan pandemi COVID-19. Kondisi seperti ini, membuat para pengusaha dan pengelola industri perhotelan kalang kabut, hidup segan mati tak mau.

Hunian hotel terus melorot hingga zero. Itu tak hanya terjadi di kawasan wisata Bali selatan, tetapi juga di kawasan Bali timur. “Saat ini, hotel yang tutup itu lebih dari 50 persen dan yang 50 persennya lagi, hanya buka tutup,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Karangasem, I Wayan Kariasa, Jumat (12/2).

Baca juga:  Jembrana Hentikan Karantina OTG-GR di Hotel

Kariasa menegaskan, yang 50 persen hanya buka tutup, itu artinya saat ada bookingan mereka buka untuk melayani tamunya. Sebagian lagi, hotel yang buka hanya karena akan dibersihkan oleh karyawan yang masih bekerja hanya untuk bersih-bersih tanpa digaji.

Sementara hotel yang bangkrut sampai pailit itu belum ada laporan sampai saat ini. Hotel yang diiklankan dan dijual karena dampak COVID-19 juga belum ada laporan. Kalau villa-villa pribadi itu milik orang-orang asing. “Sudah hampir setahun tidak ada pemasukan sama sekali, ya udah semua mengalami kemerosatan yang luar biasa,” ucapnya pasrah.

Baca juga:  "Long Weekend," Wisdom ke Bali Alami Peningkatan

Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Karangasem ini lalu mengusulkan …

Baca selengkapnya di media partner bali-travelnews.com

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *