BANGLI, BALIPOST.com – Bangli dalam sebulan terakhir digempur bencana akibat cuaca ekstrem. Tak sedikit kerugian yang diderita karena bencana di sejumlah wilayah itu.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangli mencatat total kerugian materi yang ditimbulkan akibat bencana sepanjang Januari-Februari mencapai hampir Rp 1 miliar. Untuk membantu meringankan beban warga yang rumah maupun tempat ibadahnya rusak akibat bencana alam, BPBD Bangli akan memfasilitasi permohonan bantuan ke Pemerintah Provinsi Bali.
Berdasarkan data yang dirilis BPBD Bangli, sebanyak 24 kejadian bencana terjadi sepanjang 6 Januari-6 Februari 2021. Kejadian bencana meliputi kebakaran permukiman di dua lokasi, kebakaran bangunan di 1 lokasi, banjir bandang di tiga lokasi, dan tanah longsor di 16 titik.
BPBD juga mencatat akibat cuaca ekstrem terjadi sambaran petir yang menyebabkan seorang warga di Desa Pinggan, Kintamani meninggal dunia.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bangli Ketut Agus Sutapa menyebutkan dari 24 kejadian yang terjadi selama sebulan, total kerugian yang ditimbulkan mencapai Rp 954.000.000. Kerugian itu di luar kerusakan jalan dan lahan pertanian yang rusak akibat bencana tanah longsor maupun banjir bandang.
“Untuk kerugian jalan dan lahan pertanian itu harus ada kajian. Kami tidak tahu hitung-hitungannya. Kalau jalan, perhitungannya dilakukan Dinas PU, sementara lahan pertanian Dinas PKP (pertanian, ketahanan pangan dan perikanan) yang tahu,” jelasnya.
Mengenai penanganan terhadap fsilitas jalan umum dan lahan pertanian yang rusak akibat bencana, Agus mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi teknis. Misalnya untuk penanganan terhadap kerusakan jalan akibat longsor, akan dikoordinasikan ke Dinas PUPRPerkim. “Kalau memang dianggarkan di OPD terkait nanti OPD terkait yang memperbaikinnya. Kalau tidak, ya kami mungkin menunggu petunjuk pimpinan apakah akan diajukan ke pemerintah pusat atau bagaimana,” ujarnya.
Sementara mengenai lahan pertanian yang rusak, ungkap Agus, dari informasi yang diketahuinya Dinas PKP Bangli akan mengusulkan bantuan ke Pemprov Bali.
Sedangkan untuk yang di sektor pemukiman, BPBD Bangli akan menyalurkan bantuan logistik paket kebutuhan mendesak kepada warga yang terdampak bencana, serta memfasilitasi pengajuan usulan bantuan keuangan pasca bencana ke Pemerintah Provinsi Bali. “Kalau untuk pemukiman dan merajan yang terdampak bencana, kami sudah minta desa ajukan proposal. Mudah-mudahan nanti lolos verifikasinya oleh provinsi. Karena ada mekanismenya melalui tahapan verifikasi,” jelasnya.
BPBD Bangli, diakui Agus tidak memiliki dana untuk itu karena ketersediaan anggaran yang terbatas. Lanjut dikatakannya, pengusulan bantuan untuk penanganan kerusakan bangunan seperti kamar mandi atau gudang secara aturan tidak boleh diajukan ke Pemprov Bali.
Pihaknya berharap itu dapat dibantu oleh Pemerintah Desa di wilayah masing-masing. “Untuk yang meninggal (akibat tersambar petir) kami akan usulkan santunan,” ujarnya. (Dayu Swasrina/balipost)