Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak menjelaskan perkembangan Covid-19 di Bali. (BP/ken)

DENPASAR, BALIPOST.com – COVID-19 tidak hanya menyerang masyarakat sipil, juga TNI dan Polri. Di Kodam IX/Udayana hingga saat ini tercatat 11 personel meninggal dunia dan 181 anggota dirawat terkonfirmasi COVID-19.

Oleh karena itu disiplin protokol kesehatan dan menjaga imun, adalah upaya terbaik terhindar dari virus Corona. “Yang penting kita tetap disiplin (prokes). Mohon kepada rekan media disampaikan selalu kepada masyarakat hal ini. Kalau disiplin kita masih bisa menghindarinya. Kalaupun kita kena secara kedokteran 90-an persen akan sembuh, kecuali komorbit,” kata Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak disela-sela meninjau proyek media center di Jalan Melati, Denpasar, Minggu (14/2).

Baca juga:  Livestock Don’t Want to Feed Grass Due to Eruption Effect

Kalau pasien ada penyakit bawaan harus ditangani secara baik di rumah sakit. Namun bila tanpa komorbid langsung diisolasi dan harus makan makanan bergizi serta istirahat yang cukup. “Pikiran juga bepengaruh pada imun. Harus senang. Bagaimana caranya mengibur diri untuk mempercepat kesembuhan. Secara kedokteran, yang tidak komorbit fokus pada kesembuhan,  paling lama 14 hari. Tapi kalau nutrisi, makanan dan istrirakat tidak baik, ini kemunginan jadi lama dan berisiko pada orangnya. Ini perlu jadi pegangan,” tegasnya.

Baca juga:  Seorang Nakes RSU Bangli Terkonfirmasi Covid-19

Memang agak sulit karena kebanyakan orang tidak bisa bertahan disiplinnya. Saat disiplinnya turun, terpapar COVID-19, stress berdampak pada lama proses penyembuhannya. “Sampai pejabat perwira tinggi meninggal (terkonfirmasi Covid-19), umumnya komorbid. Maka sekarang kita harus komit hidup sehat. Sebenarnya simple dan tidak perlu biaya banyak, tapi ini jadi obat paling mujarab menyembuhkan COVID-19,” ungkap Pangdam Maruli.

Terkait pelaksanaan PPKM berskala mikro, menurut mantan Danrem 074/Warastratama di Surakarta ini, empat hari terakhir kondisi Bali semakin baik, tepatnya setelah dideklarikan PPKM skala mikro. Apalagi untuk mengatasi hal seperti ini di Bali termasuk mudah dibandingan di wilayah lain di Indonesia karena punya desa adat.

Baca juga:  Dua Hari Setelah Meninggal, Ajudan Wali Kota Baru Dicatatkan dalam Data Korban Jiwa COVID-19

Desa Adat sangat membantu melaksanakan PPKM ini, walaupun beberapa bulan lalu banyak kegiatan agama. “Sekarang sudah pahami masyarakat, kita coba solusi ini. Kalau misalnya harus berkumpul kita tes rapid antigen. Upacara agama beberapa tahap sudah dikerjakan masyarakat. Gencar tracing inilah yang membuat jumlah angka penderita meningkat. Mudah-mudahan ke depan semakin baik,” harapnya. (Kerta Negara/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *