DENPASAR, BALIPOST.com – Gubernur Bali, Waya Koster, Selasa (16/2), mengatakan Satgas Gotong Royong COVID-19 berbasis desa adat mempunyai peranan yang sangat strategis dalam penanganan pandemi COVID-19. Pihaknya mengakui seusai libur tahun baru 2021 kasus COVID-19 bertambah banyak, yang juga dibarengi dengan kesembuhan yang cukup tinggi.
Meningkatnya kasus tersebut, juga dipengaruhi adanya hari suci di Bali yang mengharuskan masyarakat Bali untuk menggelar upacara agama. Sehingga, desa zona merah semakin bertambah di Bali.
Penyebab meningkatnya kasus penyebaran Covid-19 tersebut pun telah dilaporkan ke Presiden. Dalam waktu dekat, Gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng ini mengatakan bahwa Menteri Kesehatan akan berkunjung ke Bali.
Kunjungan tersebut untuk memberikan penanganan khusus terhdap wilayah yang dikategorikan zona merah. Masyarakat di zona ini akan divaksinasi secara massal menuju wilayah zona sehat (zona hijau). Sehingga, wisatawan aman dan nyaman untuk berkunjung, dan wilayah tersebut menjadi contoh wilayah yang sehat bebas Covid-19.
Dengan demikian, program Menparekraf, yaitu Free Covid Corridor (FCC) bisa berjalan dan diterapkan di wilayah ini. “Sebenarnya Saya dengan Kemenlu, Kemenkumham, Menhub, dan Menparekraf itu sudah berencana untuk melaksanakan travel bubble di bulan Maret ini. Tapi karena kondisi begitu jadi mundur lagi. Dan kita akan kaji kembali kebijakan travel bubble ini,” ungkap Koster.
Oleh karena itu, yang terpenting dilakukan saat ini adalah bagaimana penanganan dan menekan penyebaran COVID-19 di Bali. Sebab, dengan menurunnya kasus COVID-19 di Bali, secara otomatis akan membuka kembali pariwisata untuk wisatawan mancanegara.
Bahkan, pihaknya yakin kalau hal tersebut bisa dilakukan, lonjakan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara akan mengalami “ledakan” yang luar biasa. Sembari menunggu, Gubernur Koster mengajak masyarakat Bali agar tidak berdiam diri, namun harus tetap survive dan mengembangkan kreativitas diri.
Apalagi, kebijakan untuk pemulihan pariwisata sedang disusun secara detail. Bahkan, dokumennya sudah selesai.
Namun, penerapan kebijakan ini masih menunggu berakhirnya pandemi COVID-19. “Skema penanganan pemulihan pariwisata sudah selesai yang dipimpin langsung oleh Wakil Gubernur Bali, saya sendiri juga menangani, dan bersama kelompok ahli, BI, dan kelompok lainnya. Bahkan, konsep pemulihan ekonomi Bali yang menyeimbangkan antara struktur dan fundamental yang berbasis pariwisata, pertanian, kelautan, dan industri juga sudah disiapkan,” tegasnya. (Winatha/balipost)