Cabor balap sepeda merupakan salah satu dari 10 cabor yang sedang berjuang dipertandingkan di Sumsel. (BP/Ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Komisi X DPR RI telah berjuang guna mempertandingkan 10 cabor yang tidak dipertandingkan di PON Papua. Solusinya, DPR RI mengusulkan supaya 10 cabor dipertandingkan di Sumsel. Kesepuluh cabor yang akan dipertandingkan kembali adalah balap sepeda, golf, gateball, bridge, dancesport, petanque, ski air, soft tenis, tenis meja dan woodball.

Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi menyatakan, usulan Komisi X DPR RI baru sebatas wacana, dan usulan itu perlu ditindaklanjuti sekaligus diwujudnyatakan. “Saya kira usulan itu masih perlu dimatangkan lagi,” tandas Suwandi, di Denpasar, Rabu (17/2).

Baca juga:  Anggota DPR Ancam Lapor Prabowo Jika Nasib Rudy Soik Tak Jelas

Dia mengemukakan, usulan itu perlu dikaji apakah telah disepakati tuan rumah PON Papua dan Sumsel. “Apakah mungkin diputuskan tuan rumah PON disebar dalam dua provinsi, sedangkan waktu pelaksanaan PON sangat mepet, persisnya pada Oktober nanti,” tegasnya.

Menurut dia, jika usulan itu disetujui pemerintah, maka keputusannya harus diumumkan secara resmi. “Oleh sebab itu, kami masih menunggu persetujuan berikut keputusan dari pemerintah, apakah benar 10 cabor resmi dipertandingkan di Sumsel,” ucapnya.

Baca juga:  Turnamen Petanque Campuran di Lumintang

Jika benar 10 cabor digelar di Sumsel, kata Suwandi, maka otomatis terdapat kuota tambahan atlet yang lolos PON, berikut ofisial dan pelatih totalnya mencapai 75-100 personil. “Sebelumnya atlet PON yang sudah lolos mencapai 251 orang,” terangnya.

Suwandi memaklumi usulan DPR RI mengingat sebelumnya para atlet 10 cabor telah menjalani Pra PON. Bahkan, di antara mereka sudah resmi mengantongi tiket PON. Suwandi menekankan, pada PON yang ke XXI disepakati tuan rumah bersama antara Sumut dan Aceh, serta rencana awal diselenggarakan pada 2024.

Baca juga:  Komisi di DPR Diwacanakan Bertambah Jadi 13

Terkait pelaksanaan Pelatda, Suwandi menuturkan, para atlet PON tetap berlatih dalam suasana pandemi covid-19. Ia mengakui, latihan kurang maksimal dan hasilnya juga belum bisa berbicara prestasi. Alasannya, para atlet belum melakukan try in maupun try out, sehingga belum teruji teknik, strategi bertanding, maupun mental atletnya. (Daniel Fajry/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *