SINGARAJA, BALIPOST.com – Kerusakan infrastruktur jalan kabupaten di Desa Sepang Kelod, Kecamatan Busungbiu karena tanah longsor, nampaknya belum bisa dipastikan kapan diperbaiki. Ini karena, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUTR) Buleleng kesulitan mengalokasikan anggaran untuk perbaikan infrastruktur itu.
Dari perhitungan sementara, untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi memerlukan anggaran sekitar Rp 200 juta. Kepala Dinas PUTR Buleleng Putu Adiptha Ekaputra, Rabu (17/2), mengatakan, pascabencana tanah longsor dan banjir bandang melanda wilayah itu pada akhir Januari dan awal Februari 2021, pihaknya telah melakukan assessment untuk memastikan tingkat kerusakan infrastruktur jalan yang terjadi. Hasilnya, ruas jalan kabupaten penghubung Dusun Gunung Sari dan Dusun Asah Badung, Desa Sepang Kelod mengalami kerusakan parah.
Setengah badan jalan ini telah tergerus longsor. Kendaraan yang melintas di ruas jalan ini terpaksa harus bergiliran. Kerusakan yang sama juga terjadi di wilayah Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu.
Adiptha menyebut, untuk membuat senderan badan jalan yang putus itu memerlukan biaya sekitar Rp 200 juta. “Kita sudah turun ke lokasi untuk menghitung perkiraan keperluan biaya untuk perbaikannya,” katanya.
Menurut Adiptha, setelah menghitung keperluan anggaran, pihkanya sekarang masih kebingungan untuk mengalokasikan anggaran yang diperlukan itu. Apalagi, prorgram dan kegiatan dan pos anggarannya sudah ditetapkan dalam APBD Buleleng, sehingga dirinya harus mencari jalan keluar agar mendapatkan sumber pembiayaan untuk perbaikan pascabencana itu. “Kami sudah laporkan dan sekarang masih menunggu petunjuk pimpinan terkait skema dan sumber anggaran untuk penanganan kerusakan jalan yang sangat vital di dua desa bertetangga itu,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)