Seorang pria menggunakan masker berjalan melewati toko di New Delhi, India. Penggunaan masker merupakan salah satu upaya untuk memutus penyebaran COVID-19. (BP/AFP)

NEW DELHI, BALIPOST.com – Tingginya kasus COVID-19 di India dan adanya varian baru dari sejumlah negara membuat negara ini mengambil langkah antisipasi. Dikutip dari Kantor Berita Antara, India akan mewajibkan tes molekuler COVID-19 bagi orang-orang yang datang secara langsung atau tidak langsung dari 3 negara.

Negara-negara itu adalah Inggris, Afrika Selatan, dan Brazil. India, yang telah melaporkan jumlah tertinggi dari keseluruhan kasus COVID-19 setelah Amerika Serikat, mendeteksi varian Afrika Selatan pada empat orang bulan lalu dan varian Brazil dalam satu orang bulan ini.

Baca juga:  Pasar Tumpah dan Pedagang Bermobil Rawan Jadi Klaster Baru Penyebaran Covid-19

Pemerintah mengatakan varian Afrika Selatan dan Brazil dapat lebih mudah menginfeksi paru-paru seseorang daripada mutasi Inggris. India sejauh ini melaporkan 187 kasus infeksi dengan varian Inggris.

Pemerintah pada Rabu malam mengatakan maskapai penerbangan akan diminta mulai pekan depan untuk memisahkan pelancong yang masuk dari negara-negara tersebut. India tidak memiliki penerbangan langsung dengan Brazil dan Afrika Selatan, dan kebanyakan orang yang bepergian dari negara-negara ini umumnya transit melalui bandara Timur Tengah.

Baca juga:  Jepang Berkeinginan Cabut Darurat Nasional

“Semua pelancong yang tiba dari / transit melalui penerbangan yang berasal dari Inggris, Eropa atau Timur Tengah wajib menjalani tes molekuler konfirmasi bayar sendiri pada saat kedatangan,” kata Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India dalam sebuah pernyataan.

Semua penumpang pesawat juga harus membawa laporan negatif mutakhir COVID sebelum naik ke penerbangan apa pun ke India, kecuali dalam keadaan luar biasa seperti kematian dalam satu keluarga.

Baca juga:  Di Bangli, Vaksinasi COVID-19 Usia 6-11 Tahun Belum Capai 100 Persen

India sejauh ini melaporkan sekitar 11 juta kasus virus corona dan lebih dari 155.000 kematian. Kasus telah menurun tajam sejak puncak pertengahan September hampir 100.000 per hari.

Sebuah survei serologi pemerintah yang dirilis bulan ini, bagaimanapun, mengatakan hampir 300 juta dari 1,35 miliar orang India mungkin telah terinfeksi oleh virus tersebut. Negara itu juga telah memberikan 9,2 juta dosis vaksin sejak memulai kampanyenya pada 16 Januari. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *