TABANAN, BALIPOST. com – Angka pengangguran di kabupaten Tabanan selama 2020 melonjak signifikan. Naik signifikannya angka pengangguran ini dampak dari kondisi pandemi COVID-19 yang melanda hampir semua negara.

Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dihimpun Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Tabanan, pengangguran sebanyak 11.663 orang. Untuk di Bali, Tabanan menduduki peringkat lima terbanyak untuk jumlah angka kasus pengangguran.

Kepala Disnakertrans Tabanan, I Putu Santika mengatakan pandemi COVID-19 berkepanjangan membuat angka pengangguran terus mengalami peningkatan. Kondisi ini tidak hanya terjadi di kabupaten Tabanan saja melainkan menyeluruh hampir di seluruh daerah.

Baca juga:  Dosen Unwar Melaksanakan Pengabdian Pada Kelompok Pasar Yadnya

Khusus untuk di kabupaten Tabanan jika dibandingkan dengan data sampai dengan akhir tahun 2019 yang hanya di angka 3.527 orang atau nomor empat terbanyak di wilayah Bali, kini hingga akhir tahun 2020 melonjak sampai dengan angka 11.663 orang. “Jadi pandemi menyebabkan banyak tambahan penggangguran baru, akibat PHK ataupun dirumahkan,” terangnya, Jumat (19/2).

Melihat banyaknya angka pengangguran tersebut, Disnakertrans sendiri terus berusaha mencari celah bantuan ke pusat terkait dengan pelaksanaan pelatihan atau bekal keterampilan bagi mereka (pengangguran) untuk nantinya bisa membuka usaha kerja sendiri. Di Tabanan pelatihan dilakukan di UPTD Lembaga Latihan Kerja (LLK) Disnakertrans, yang peminatnya meningkat dan melebihi kuota per angkatan untuk masing-masing jurusan.

Baca juga:  Pandemi Akan Mengubah Sistem Pemertahanan Ekonomi Bali

Kepala UPTD LLK Tabanan I Gede Nengah Sugiarta sebelumnya mengatakan, pandemi Covid19 memang membuat banyak tenaga kerja yang terkena PHK, dirumahkan dan pengusaha yang tidak lagi bisa berproduksi. Belum lagi para tenaga kerja yang baru lulus dan belum terserap di dunia kerja. Hal ini yang membuat mereka menambah keterampilan yang dimiliki untuk nantinya bisa membuka usaha sendiri atau lapangan kerja sendiri usai mendapatkan pelatihan.

Baca juga:  Krisis Iklim Indonesia Bawa Dampak Pada Anak-Anak

Apalagi seluruh biaya pelatihan ditanggung oleh pemerintah pusat alias gratis. “Tidak hanya di Tabanan, membludaknya minat pendaftaran untuk pelatihan di LLK hampir terjadi di seluruh daerah, padahal kuota per kelas untuk satu jurusan hanya 16 orang, namun yang mendaftar di angka 50 sampai 80 orang,” terangnya. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *