Suasana di sebuah hotel yang sepi pengunjung karena minimnya wisatawan ke Bali. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sejak pandemi COVID-19 melanda, sektor pariwisata mengalami keterpurukan. Bahkan, Ketua Federasi Serikat Pekerja Pariwisata-Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP Par-SPSI) Provinsi Bali Putu Satyawira Marhaendra mengatakan, sudah tidak bisa dibayangkan lagi nasib pekerja pariwisata Bali.

“Susah ngomong sekarang, semua orang pusing,” ujar Satyawira Marhaendra, Minggu (21/2).

Satyawira Marhaendra meminta agar pemerintah membuka border atau open border agar pariwisata Bali kembali bersemi. Menurutnya, polanya bisa dengan travel bubble atau konsep Free Covid-19 Corridor (FCC).

Baca juga:  Pengangguran di Gianyar Meningkat 7,53 Persen

Ia menekankan, tidak ada cara lain untuk pulih dari sisi ekonomi maupun kesehatan selain membuka border. “Saat ini anggaran penanganan COVID-19 mulai menipis, ekonomi tak kunjung menggeliat, maka perlu menggeliatkan ekonomi kembali,” katanya mengingatkan.

Ia menambahkan, Bali sudah hampir setahun bergulat dengan pandemi dengan berbagai upaya yang telah dilakukan. Namun, hasil ke arah perbaikan tak terlihat. Menurutnya, ada kebijakan yang salah yang dilakukan pemerintah. “Perlu dievaluasi kembali kebijakan yang telah dilakukan,” ujarnya.

Baca juga:  Punya Tiga Amunisi Ini, Pelaku Pariwisata Percaya Diri “Open Border”

Jika memang kebijakan tersebut merugikan masyarakat, pihaknya mendesak Pemerintah Provinsi Bali untuk bersikap tegas terhadap kebijakan pemerintah pusat. “Bali ini perlu perlakuan yang berbeda dengan wilayah lainnya,” katanya. (Citta Maya/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *