SEMARAPURA, BALIPOST.com – Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Klungkung tetap memantau ketersediaan pangan di masa pandemi COVID-19. Ini untuk memastikan kebutuhan pangan tercukupi.
Laporan terakhir dari hasil survei pasar, menunjukkan ketersediaan pangan utama seperti beras masih surplus. Tetapi, untuk tiga komoditi lainnya ternyata sudah minus.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Klungkung, I Dewa Ketut Sueta Negara, Kamis (25/2) mengatakan terdapat 11 komoditi yang selalu dipantau ketersediannya setiap Senin dan Kamis. 11 komoditi itu, antara lain beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir dan minyak goreng. “Kami rutin melakukan survei pasar. Sejauh ini komoditi utama seperti beras masih aman atau mantap,” kata Sueta Negara.
Laporan harian ketersediaan pangan, menunjukkan komoditi beras ketersediannya 1.004,09 ton. Kebutuhan hanya 48 ton, masih ada suplus 958,09 ton. Ini diperkirakan masih mencukupi sampai 22 hari kedepan. Demikian pula komoditi lainnya, seperti jagung (surplus 17,97 ton), bawang merah (surplus 10,31 ton), bawang putih (surplus 9,49 ton), cabai besar (surplus 0,01 ton), daging sapi (0,17 ton), gula pasir (71,15 ton) dan minyak goreng (14,01 ton). Kebutuhannya masih aman.
Sedangkan, tiga komoditi lainnya, seperti cabai rawit, daging ayam ras dan telur ayam ras, mengalami minus. Cabai rawit dari ketersediaan 0,42 ton, kebutuhannya lebih tinggi mencapai 1,74 ton, sehingga minus 1,32 ton. Demikian pula untuk daging ras, dari ketersediaan 0,33 ton, kebutuhannya 3,54 ton, sehingga minus 3,21 ton. Sementara untuk telur ayam ras, dari ketersediaan 1,16 ton, kebutuhannya 2,88 ton, sehingga minus 1,72 ton.
Sueta Negara menambahkan, selain melakukan survei pasar, ia juga menggali informasi dari tiga koperasi yang diajak kerjasama untuk program inovatif Bima Juara (Beli Mahal Jual Murah). Ini untuk memastikan ketersediaan beras benar-benar aman. Tiga koperasi itu, antara lain KUD Panca Satya Dawan, KUD Jaya Werdi Takmung dan KUD Artha Wiguna Gelgel. Sebab, jumlah ketersediaan merupakan jumlah stok yang ada pada pedagang besar, distributor, KUD, dan Bulog.
“Kami selalu berkoodinasi dengan Tim Pengendali Pangan untuk proses suvei ke pasar dan pedagang grosir. Juga dengan BPS, untuk terus memantau perkembangan komoditi yang surplus dan minus. Sehingga kami bisa menentukan langkah antisipasi selanjutnya,” katanya.
Perhitungan kebutuhan didasarkan pada kebutuhan per kapita per hari. Dimana jumlah penduduk Klungkung sesuai data BPS Provinsi Bali mencapai 179.900 jiwa tahun 2020. Angka konsumsi sesuai data Susenas 2019. Minusnya daging ayam ras, karena tingkat konsumsi daging ayam sedikit, tetapi stok yang ada masih mencukupi permintaan. Pemotongan daging ayam sedikit, karena penjualan menurun.
Demikian halnya untuk ketersediaan cabai yang sedikit di tingkat pedagang grosir. Tetapi, ditingkat pedagang eceran, masih cukup tersedia. Semua analisa ini, berdasarkan data pemantauan ketersediaan dan harga pangan, dari Satgas Pangan Kabupaten Klungkung. (Bagiarta/balipost)