BANGLI, BALIPOST.com – Usaha restoran menjadi salah satu usaha yang terdampak dari mewabahnya virus corona. Agar bisa tetap bertahan, sejumlah pemilik restoran putar otak membuat strategi mendatangkan pengunjung.
Seperti yang dilakukan salah seorang pemilik restoran di Kintamani Nyoman Setia Adi Putra. Ia mengubah sebagian restorannya menjadi kedai kopi.
Kepada Bali Post, Jumat (26/2), Setia mengungkapkan pandemi COVID-19 memaksa dirinya berpikir bagaimana caranya agar usaha yang digelutinya belasan tahun bisa tetap berjalan di tengah lesunya pariwisata. Apalagi di tempat usahanya dirinya mempekerjakan banyak karyawan. “Berawal dari situasi COVID, saya berpikir kemana harus lari. Karena Kintamani punya kopi yang sudah terkenal, saya buat kedai kopi,” ungkap pemilik Sari Restoran itu.
Setia tidak mengubah secara total restorannya jadi kedai kopi. Hanya sebagian. Di tempat usahanya ia mengaku masih menyediakan kuliner.
Itu dilakukan agar ketika nantinya pandemi COVID-19 berakhir dan situasti pariwisata sudah kembali normal, ia tetap bisa melayani wisatawan yang datang ke Kintamani untuk mencari kuliner. “Kalau sebelum COVID-19, dulu hanya fokus di makanan saja. Sekarang yang ditonjolkan lebih di kopi,” ujarnya.
Untuk menarik kunjungan di kedai kopi miliknya, ia merehab beberapa bagian bangunan sebelumnya menyesuaikan dengan konsep kedai kopi. Rehab juga dilakukan karena kebetulan bangunannya ada yang rusak.
Selama ini pengunjung yang datang ke kedai kopi miliknya didominasi pengunjung lokal terutama anak muda. Kunjungan biasanya ramai saat akhir pekan. Menu yang disediakan di kedainya beragam, tidak hanya kopi hitam. Namun menyesuaikan dengan menu yang diminati pasar. “Kalau anak-anak muda biasanya suka minuman yang model-model baru,” jelasnya.
Menurutnya, selain karena cita rasa kopi Kintamani yang memang nikmat, suasana Kintamani yang sejuk dengan panorama pemandangan Gunung Batur yang indah menjadi daya tarik pengunjung datang Kintamani untuk minum kopi.
Pria yang membuka usahanya di wilayah Banjar Masem itu mengungkapkan tak hanya dirinya, saat ini beberapa rekan pengusaha restoran di Kintamani lainnya juga menambah kedai kopi pada tempat usahanya masing-masing. Di sisi lain banyak juga pengusaha lokal yang mendirikan kedai kopi dari awal dan hanya fokus menjual kopi. “Kalau jumlah kedai kopi di Kintamani yang sekarang ada sekitar puluhan,” ujarnya.
Sebagai pengusaha dirinya sangat berharap pandemi COVID-19 bisa segera berakhir. Sehingga situasi bisa kembali normal.
Menurutnya satu-satunya yang menjadi harapan untuk mengakhiri pandemi COVID-19 adalah vaksin. “Ketika vaksin ada, Bali akan bangkit lagi. Selama vaksin tidak ada, semua akan dibatasi. Jangankan usaha, orang mau berdoa saja dibatasi,” imbuhnya. (Dayu Swasrina/balipost)