DENPASAR, BALIPOST.com – Dampak dari penghentian dana isolasi dari pusat, daerah berupaya mencari terobosan untuk penanganan orang tanpa gejala dan gejala ringan (OTG-GR) posistif COVID-19. Seperti yang dirancang Pemkot Denpasar.
Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara didampingi wakilnya, Kadek Agus Arya Wibawa usai apel HUT ke-233 Kota Denpasar, Sabtu (27/2) mengatakan, pihak merancang tempat isolasi terintegrasi yang dananya bersumber dari pendapatan daerah. Ia mengutarakan pihaknya sudah mendekati hotel dengan 180 bed.
Namun, ke depannya juga melirik akomadasi kos-kosan yang ada di masing-masing wilayah desa/kelurahan. Isolasi dengan memanfaatkan rumah kos-kosan ini akan bersinergi dengan desa/kelurahan.
Kebijakan ini dilakukan karena kasus COVID di Denpasar masih cukup tinggi. Data Satgas COVID-19 Bali, Denpasar masih memiliki 1.010 kasus aktif atau rata-rata penambahannya 145 kasus. Dari jumlah tersebut, hanya 15 persennya yang dirawat di rumah sakit karena memiliki gejala sedang hingga berat.
Sedangkan sisanya harus menjalani karantina mandiri. “Tapi kami lihat kalau isolasi mandiri di rumah tidak memungkinkan, sehingga kami sediakan fasilitas karantina dan kami sudah menyiapkan 108 bed atau 90 kamar. Dan ke depannya kami bersinergi dengan desa kelurahan membuat inovasi bagaimana memanfaatkan karantina di desa/lurah,” katanya.
Jaya Negara pun menganggap bahwa pengawasan pelaksanaan karantina tersebut akan lebih efektif. Dimana dalam pengawasannya akan memanfaatkan Satgas Desa/Lurah bersama pecalang maupun Linmas. “Pengawasannya pun juga lebih gampang, karena masing-masing desa sudah ada satgas,” ujar Jaya Negara. (Asmara Putera/balipost)